Selasa, 20 Januari 2015

Unknown 01.04


TEKNIK PEMURNIAN ENZIM/ PROTEIN
MENGGUNAKAN METODE DIALISIS, ELEKTROFORESIS DAN KROMATOGRAFI

1.      Dialisis
Dialisis  adalah  suatu  teknik  pemisahan  dengan  cara  menggunakan  membran  yang  memisahkan dua fasa cairan. Membran tersebut bersifat semipermeabel terhadap partikel  solute.  Partikel  solut  berpindah  melalui  membran  ke  larutan dengan  konsentrasi  rendah.  Dialisis  digunakan  untuk  memisahkan  garam-garam  dari  suspensi dalam  biokimia  dengan  tujuan mencegah koagulasi. Dialysis adalah metode pemisahan molekul besar (seperti pati  atau  protein)  dari  molekul  kecil  (seperti  glukosa  atau  asam  amino)  dengan  difusi  selektif  melalui  membrane  semipermeabel.  Misalnya,  jika  larutan  campuran  pati  dan  glukosa dimasukkan dalam wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel  (seperti selofan) lalu  direndam dalam gelas kimia berisi air, maka molekul glukosa yang lebih kecil akan melewati membrane  menuju  ke  air,  sedangkan  molekul  besar,  yaitu  pati, akan  tertinggal  di  dalam wadah. Prinsip dasar dari dialisi ini adalah perbedaan molekul-molekul. Alat yang digunakan  yaitu wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (sperti selofun), gelas piala. Dialysis  ini  digunakan  untuk  memisahkan  molekul-molekul  yang  memiliki  perbedaan  ukuran.  Membrane sel pada makhluk hidup bersifat semipermeabel, dandialysis berlangsung secara alami  dalam  ginjal  untuk  mengeluarkan  limbah  bernitrogen.  Ginjal  buatan  (mesin  dialysis) menggunakan asas ini untuk menggantikan fungsi ginjal sakit.

                  Selaput semipermeabel             



    Partikel
   Zat terlarut                                           air masuk

     Partikel
    koloid
  




2.      Elektroforesis
Elektroforesis  adalah  teknik  pemisahan  komponen  atau  molekul  bermuatan  berdasarkan  perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Hasil  dari berbagai manipulasi DNA dan analisis DNA dapat dimonitor melalui proses elektroforesis yang merupakan suatu teknik pemisahan senyawa yang bermuatan dengan meletakkannya pada suatu medan listrik.Elektroforesis  memanfaatkan  muatan  listrik  yang  ada  pada  makromolekul.  Jika  molekul  yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian  dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub  positif.  Teknik  ini  dipelopori  pada  tahun  1937  oleh ahli  kimia  Swedia  Arne  Tiselius  untuk
pemisahan  protein.  Sekarang  telah  meluas  ke  banyak  pemisahan  kelas  yang  berbeda  lain  dari biomolekul termasuk asam nukleat, karbohidrat dan asam amino. Menurut Andrews (1993), elektroforesis merupakan teknik yang umum digunakan untuk analisis  DNA dan protein. Melalui teknik ini dapat ditentukan:
1. Berat molekul suatu bahan
2. Banyaknya jenis protein pada suatu sampel
3. Adanya pemalsuan bahan atau kerusakan/kontaminasi bahan
4. Adanya antibodi terhadap virus atau bakteri pathogen tertentu
5. Titik isoelektrik protein
Hartati dan Lisdiyati (1997) menyebutkan terdapat dua macam macam teknik elektroforesis yang telah  berkembang  yaitu,  elektroforesis  horizontal  maupun  vertikal.  Sedangkan  menurut  Suranto (2002), berdasarkan jenisnya ada dua macam elektroforesis yaitu:
1.      Elektroforesis  bebas  (free  electrophoresis):  molekul  atau  partikel  yang  akan  dipisahkan  tersebar di seluruh larutan. Pemberian arus listrik pada larutan yang mengandung partikel  tersebut akan menyebabkan terbentuknya batas di antara dua larutan.
2.      Elektroforesis  zona:  merupakan  jenis  elektroforesis  yang paling  banyak  digunakan, mempergunakan  media  penunjang,  seperti  kertas,  selulosa  asetat,  agarosa  atau poliakrilamid.
                       Peralatan untuk elektroforesis secara umum terdiri dari 2 komponen utama, yaitu power supply sebagai  sumber  arus  listrik  tangki  elektroforesis. 


Untuk menghantarkan  listrik,  gel  diletakkan  dalam  suatu  bufer.  Bufer  yang  sama  digunakan  untuk  membuat  gel  (Tchin  et  al.,  2011).  Untuk  pewarnaan  digunakan  Ethidium  Bromida,  suatu  zat  pewarna  yang  dapat  menyisip/interkalasi  di  antara  basa  DNA  pada  dua  utas  DNA  yang  berlainan.  Ethidium  Bromida  (EtBr)  akan  berpendar  di  bawah  paparan  sinar  UV  (Lepais  and  Bacles,  2011).  Pewarna  ini  dapat  ditambahkan  pada  gel  dan  bufer sehingga tidak perlu melakukan staining sesudah proses elektroforesis. Keuntungannya adalah  lebih  praktis,  tetapi  kemungkinan  kontaminasi  EtBr  lebih  besar.  EtBr  adalah  zat  yang  bersifat  karsinogenik sehingga harus dihindari kontak langsung (Andrews, 1993). Untuk  analisis  DNA  gel yang  digunakan  adalah  agarosa, suatu  polisakarida  (Allen  et  al.,  1984). Elektroforesis yang dilakukan adalah sistem horizontal. DNA yang bermuatan negatif akan bergerak  ke arah kutub positif melalui molekul-molekul agarosa (Hartatidan Lisdiyati, 1997). Selain agarosa,  gel  poliakrilamid  juga  dapat  digunakan  untuk  memisahkan  DNA,  terutama  untuk  fragmen  yang  berukuran  kecil  (antara  5  bp-<1  kb),  misalnya  untuk  sekuensing  (Lepais  and  Bacles,  2011).
3.      Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkanperbedaan pola pergerakan  antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada  larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul  yang  memiliki  ikatan  yang  kuat  dengan  kolom  akan  cenderung  bergerak  lebih  lambat dibanding  molekul  yang  berikatan  lemah.  Dengan  ini,  berbagai  macam  tipe  molekul  dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut  dapat  dianalisis  dengan  menggunakan  detektor  atau  dapat  dikumpulkan  untuk  analisis lebih lanjut.  Berdasarkan bahan dan peralatan yang digunakan kromatografi dibedakan menjadi 4 jenis, antara lain :
1.  Kromatografi Kertas (Paper Chromatography)
Kromatografi  kertas  merupakan  salah  satu  metode  pemisahan  berdasarkan distribusi  suatu  senyawa  pada  dua  fasa  yaitu  fasa  diam  dan  fasa  gerak.  Pemisahan  sederhana  suatu  campuran  senyawa  dapat  dilakukan  dengan  kromatografi  kertas,  prosesnya  dikenal  sebagai  analisis  kapiler  dimana  lembaran  kertas  berfungsi  sebagai pengganti kolom. Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi  partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh karena itu  disebut  kromatografi  kertas.  Sebagai  fasa  diam  adalah  air  yang  teradsorpsi  pada  kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan  air.  Dalam  kromatografi  kertas  fasa  diam  didukung  oleh  suatu  zat  padat  berupa  bubuk  selulosa. Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi dalam selulosa  kertas.fasa  gerak  berupa  campuran  pelarut  yang  akan  mendorong  senyawa  untuk  bergerak disepanjang kolom kapiler. Analisis kualitatif menggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara membandingkan harga relative response factor (Rf). Nilai Rf identik  dengan time retention (tR) atau volume retention (VR).
Harga  Rf  zat  baku  dapat  diidentifikasikan  komponen  campuran,  karena  harga besaran  ini  bersifat  khas  untuk  setiap  zat  asal  digunakan  jenis  pengembang  yang  sama.  Kadang-kadang  pemisahan  dalam  satu  arah  belum  memberikan  hasil yang  memuaskan.  Untuk  mendapatkan  hasil  yang  lebih  baik,  dapat  dipakai  cara  kromatografi  kertas  dua dimensi,  yang  mana  letak  kertas  diubah  sehingga  arah  pemisahan  juga  berubah.  Secara  umum  kromatografi  kertas  dilakukan  dengan  menotolkan  larutan  yang  berisi sejumlah  komponen  pada  jarak  0,5  sampai  1  cm  dari  tepi  kertas.  Setelah  penetesan  larutan  pada  kertas,  maka  bagian  bawah  kertas  dicelupkan  dalam  larutan  pengambang(developing solution). Larutan ini umumnya terdiri atas campuran beberapa pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air. Sistem ini akan terserap oleh kertas dan  sebagai akibat dari gaya kapiler akan merambat sepanjang kertas tersebut. Rambatan ini  dapat diusahakan dalam modus naik atau menurun. Selama proses pemisahan dilakukan, sistem  secara  keseluruhannya  disimpan  dalam  tempat  tertutup,  ruang  didalamnya  telah jenuh dengan uap sistem pelarut ini.

Description: teknik pemurnian enzim
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: teknik pemurnian enzim

Tidak ada komentar: