A.
JUDUL
PERCOBAAN
Fotokimia
Reduksi Ion Besi (III)
B.
TUJUAN
PERCOBAAN
Mempelajari reaksi reduksi ion besi
(III) secara fotokimia dan mempelajari pemanfaatan cetak biru.
C.
KAJIAN
TEORI
Keterlibatan foton dalam reaksi kimia
telah memperluas kajian kinetika kimia. Salah satu bagian dari kinetika kimia
yang melibatkan foton dalam reaksi kimia adalah kinetika reaksi fotokimia.
Reaksi fotokimia dapat terjadi akibat radiasi elektromagnetik dan radiasi
partikel (Wikipedia, 2010).
Menurut Atkins (1999:368) reaksi yang
diakibatkan oleh suatu radiasi dapat menimbulkan suatu reaksi berantai. Dalam
reaksi berantai, zat antara yang dihasilkan dalam suatu tahap, menghasilkan zat
antara yang reaktif dalam tahap berikutnya dan kemudian zat antara itu menghasilkan
zat antara reaktif yang lain, dan seterusnya.
Reaksi kimia akibat radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel tersebut dikenal sebagai reaksi radiasi
kimia (radiational-chemical reaction) atau reaksi fotokimia (photochemical
reaction). Perbedaan jenis reaksi akibat radiasi tersebut tidak begitu tajam.
Radiasi dengan frekuensi yang tinggi dapat mengakibatkan ionisasi, dan bila ini
terjadi maka reaksi yang terjadi masuk ke dalam kategori reaksi radiasi kimia
(Wikipedia, 2010).
Salah
satu cara untuk memulai reaksi adalah dengan absorpsi sinar. Sejumlah reaksi
baik reaksi rantai maupun bukan reaksi rantai dapat dimulai dengan absorpsi
foton. Proses fotokimia merupakan suatu proses yang sangat penting mengingat
bahwa kehidupan di Bumi dimulai dengan pemanfaatan tenaga matahari (Tryono,
1994:106).
Banyak
reaksi dapat didefinisikan dengan absorpsi sinar, yang paling penting adalah
proses fotokimia yang menangkap energi pancaran matahari. Beberapa reaksi ini
menyebabkan pemanasan atmosfer pada siang hari, karena absorpsi dalam daerah
ultra ungu. Reaksi lainnya, meliputi absorpsi sinar merah dan biru oleh
klorofil dan penggunaan berikutnya dari energi, untuk menghasilkan sintesis
karbohidrat dari karbon dioksida dan air. Tanpa fotokimia, dunia ini hanya akan
merupakan batuan steril yang hangat (Atkins, 1999:372).
Besi
merupakan jenis logam yang kelimpahannya di alam nomor dua setelah aluminium.
Sebagian besar besi berada dalam bentuk hematite Fe2O4,
dan siderite FeCO3. Logam besi mudah larut dalam asam-asam mineral
encer. Dengan asam basa non oksidator akan larut menjadi ion besi (II)
sedangkan jika udara atau digunakan asam-asam oksidator akan dihasilkan besi (III)
(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010:13).
Dimulai
dengan unsur ini, tidak terdapat tingkat oksidasi yang sama dengan jumlah total
elektron valensi, yang dalam kasus ini adalah 8. Tingkat oksidasi tertinggi
adala VI dan jarang dijumpai. Bahkan tingkat oksidasi tri valensi yang menonjol
pentingnya pada kromium, sekarang turun menjadi tingkat divalensi (Cotton,
1989:462).
Besi
murni cukup reaktif dalam udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (III)
oksidasi hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi karena zat ini hancur dan
membiarkan permukaan logam yang baru terbuka. Besi yang sangat halus bersifat
pirofor (Cotton, 1989:462).
Besi
yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni,
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfida dari
besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting
dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnetkan. Asam klorida encer atau
pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam
besi (II) dan gas hidrogen.
Fe
+ 2H+ → Fe2+ + H2
Fe
+ 2HCL → Fe2+ + 2Cl- + H2
Asam
sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang dioksida:
2Fe
+ 3H2SO4 + 6H+ → 2Fe3+ + 3SO2
+ 6H2O
Dengan
asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi (II) dan amonia:
4Fe
+ 10H+ + NO3-
→ 4Fe2+ + NH4+
+ 3H2O
Asam
nitrat pekat, dingin, membuat besi menjadi pasif ; dalam keadaan ini dia tidak
bereaksi dengan asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dari larutan
air suatu garam tembaga. Asam nitrat 1 + 1 atau asam nitrat pekat yang panas
melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi (III)
Fe
+ HNO3 + 3H+ → Fe3+ + NO + 2H2O
(Svehla,
1990:256).
Ion
besi (III) berukuran relatif kecil dengan rapatan muatan 349 C mm-3 untuk low
spin dan 232 C mm-3 untuk high spin, hingga mempunyai daya mempolarisasi yang
cukup untuk menghasilkan ikatan berkarakter kovalen (Sugiyarto, 2003:242).
Larutan
kalium heksasianoferrat (II): endapan biru tua besi (III) heksasianoferrat
(biru prusia):
4Fe3+
+ 3[Fe(CN)6]4- → Fe4[Fe(CN)6]3
Endapan tak larut dalam asam encer,
tetapi terurai dalam asam encer, tetapi terurai dalam asam klorida pekat.
Reagensia yang sangat berlebihan melarutkannya sebagian atau seluruhnya. Pada
mana diperoleh larutan yang berwarna biru tua (Svehla, 1990:262).
D.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
a.
Gelas beker 500
ml 1 buah
b.
Penjepit
c.
Batang pengaduk
d.
Piring 3 buah
e.
Lempeng kaca
f.
Gelas ukur 10 ml
dan 100 ml @ 1 buah
g.
Botol semprot
2.
Bahan
a.
Asam oksalat
0,5M
b.
Diamonium
hidrofosfat 0,5M
c.
Besi (III)
klorida 0,5M
d.
Kertas kalkir
e.
Larutan HCl
f.
Larutan K3Fe(CN)6
0,1M
g.
Larutan K2Cr2O7
0,03M
h.
Aquadest
i.
Tissue
j.
Kertas saring
E.
PROSEDUR
KERJA
1.
Membuat larutan campuran 50 mL besi
(III) klorida dengan 10 mL larutan diamonium hidrofosfat dalam gelas beker 500
mL. Menyimpan larutan dalam ruang gelap.
2.
Menambahkan 50 mL asam oksalat ke dalam
larutan besi (III) klorida yang ada dalam lemari, kemudian diaduk (masih dalam
ruang gelap).
3.
Mengambil empat helai kertas kalkir,
kemudian dicelupkan ke dalam larutan yang ada di dalam ruang gelap.
Mengusahakan agar semua bagian kertas tetapi tidak merusak kertas.
4.
Mengeluarkan kertas dan meletakkan
kertas di antara dua kertas saring. Setelah kering, kertas inidigunakan sebaga kertas
peka.
5.
Membuat objek yang akan dicetak di dalam
kertas kalkir yang ditulis dengan tinta Cina, misalnya ABC.
6.
Meletakkan objek di atas kertas peka
dengan tulisan menghadap ke arah cahaya matahari dan dijepit dengan dua lempeng
kaca, kemudian dikenai sinar matahari.
7.
Kertas peka yang telah disinari kemudian
dicelupkan ke dalam larutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M dalam piring.
8.
Mengeluarkan kertas kemudian dicelupkan
ke dalam larutan kalium dikromat encer. Mencuci kertas dengan larutan HCl 0,1 M
dan selanjutnya dengan air kran.
9.
Mengeringkan kertas, dan diperoleh hasil
cetakan berwarna biru bertuliskan sesuai dengan tulisan yang ada dalam kertas
objek.
F.
HASIL
PENGAMATAN
50
mL besi (III) klorida (kuning) + 10 mL diammonium hidrofosfat (bening) → larutan kuning
+
50 mL asam oksalat (bening) → larutan kuning

kertas
kalkir (putih)
larutan
kuning → kertas peka

|
|
|
|
|
|
|
|






G.
PEMBAHASAN
Pada percobaan reduksi ion besi (III), dibuat larutan
campuran antara FeCl3 0,5 M dengan larutan (NH4)2HPO4.
Proses pencampuran dilakukan di dalam ruang gelap). Larutan FeCl3 di
sini berperan sebagai pendonor ion Fe3+, sedangkan penambahan
larutan diammonium hidrofosfat bertujuan untuk menghambat terjadinya reaksi
redoks antara besi (III) dengan asam oksalat disebabkan karena dengan adanya
diammonium hidrofosfat, akan menyebabkan Fe(III) tidak dapat direduksi menjadi
Fe(II). Adapun tujuan penyimpanan larutan di dalam ruang gelap yaitu untuk
memperlambat berlangsungnya reaksi redoks. Hal ini disebabkan karena reaksi redoks
yang terjadi sangat cepat. Pada pencampuran kedua larutan tersebut, larutan
diammonium hidrofosfat yang semula bening berubah menjadi warna kuning, dengan
persamaan reaksi:
FeCl3 + (NH4)2 → FePO4
+ HCl + 2 (NH4)Cl
Setelah
itu, ke dalam campuran tersebut ditambahkan asam oksalat sebagai agen pereduksi
ion Fe3+ menjadi ion Fe2+ menghasilkan larutan berwarna kuning.
Adapun persamaan reaksinya:
2 FePO4 + 3 H2C2O4 → 2 FeC2O4 + 2 H3PO4 + 2 CO2
Reduksi : Fe3+ + e → Fe2+ (x2)

2 Fe3+ + 2e → 2 Fe2+

2
Fe3+ + C2O42- → 2
Fe2+ + 2 CO2
Setelah
campuran larutan telah bereaksi sempurna, kertas kalkir kemudian dicelupkan ke dalam
campuran larutan yang telah dibuat tersebut. Kertas kalkir yang telah dicelupkan
semua, ditempatkan di antara empat kertas saring agar cepat kering, karena
kertas saring memiliki pori-pori yang lebih besar dibandingkan dengan kertas
peka sehingga mudah menyerap air ataupun larutan yang ada pada kertas peka. Apabila
langsung dikeringkan di bawah terik sinar matahari maka dikhawatirkan akan terjadi
reaksi reduksi secara langsung sehingga dapat menyebabkan kertas kalkir telah
berubah menjadi biru sebelum objek dipindahkan pada kertas kalkir tersebut. Kertas
kalkir ini selanjutnya digunakan sebagai kertas peka di mana kertas peka ini mengandung
ion Fe2+ yang merupakan hasil dari proses reduksi Fe3+ oleh asam
oksalat. Selain itu, terdapat pula ion Fe3+ (berasal dari asam
oksalat yang belum bereaksi) yang kemudian akan direduksi oleh cahaya matahari
menjadi Fe2+.
Selanjutnya yaitu membuat kertas objek dari kertas kalkir yang
ditulis dengan tinta Cina. Penggunaan tinta Cina karena susunan partikelnya
yang sangat rapat sehingga tidak tembus cahaya, akibatnya pemindahan objek
dengan bantuan cahaya dapat dengan mudah dilakukan.
Proses pemindahan objek di sini yaitu dengan cara meletakkan
kertas objek di atas kertas kalkir yang mengandung ion Fe3+. Posisi
tulisan pada kertas objek menghadap ke arah cahaya matahari, kemudian dijepit
dengan dua lempeng kaca dengan tujuan agar kertas objek dan kertas kalkir dapat
menempel dengan rapat dan rapi sehingga pemindahan objek yang dihasilkan lebih
maksimal. Kertas kalkir disinari dengan cahaya selama beberapa menit agar
reaksi berjalan cepat.
Kertas peka yang telah dikeringkan kemudian dicelupkan ke
dalam larutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M. Ion heksasianoferrat (III)
berfungsi memberikan warna biru dan memperjelas penampakan objek yang ada pada
kertas peka. Kepekatan dari warna biru menandakan banyaknya ion besi yang
tereduksi menjadi Fe2+ karena pengaruh cahaya matahari. Fungsi dari
pencucian ini yaitu untuk memperjelas warna ion Fe3+ yang tidak
tereduksi.
Kertas peka kemudian dicuci dengan kalium dikromat yang berfungsi
untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang tidak bereaksi dan untuk mempertajam
warna cetakan pada kertas kalkir. Setelah itu kertas dicuci lagi dengan HCl
untuk menghilangkan ion-ion larutan yang tidak bereaksi yang masih terdapat
dalam kertas kalkir, dilanjutkan dengan pencucian menggunakan air kran untuk
mengikat besi (III) agar dapat membentuk kompleks dengan molekul air sebagai
ligannya. Fungsi pengeringan dengan cahaya matahari setelah proses pencucian agar
objek dapat terlihat dengan jelas sehingga mudah diamati. Hasil yang diperoleh kurang
maksimal disebabkan karena pada saat pencucian dengan larutan tidak terlalu
baik. Objek yang diperoleh berwarna biru trumbul dari Fe3[Fe(CN)6]2-
dengan persamaan reaksi:
Reaksi Fe2+ dengan ion heksasianoferrat (III):
3 Fe2+ + 2 [Fe(CN)6]3+ → Fe3[Fe(CN)6]2+
+ 6 CN-
Reaksi Fe3+ dengan ion
heksasianoferrat (III):
4 Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- → Fe4[Fe(CN)6]2
biru trumbull
H.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:
1)
Ion Fe3+ dapat direduksi
menjadi ion Fe2+ dengan bantuan cahaya matahari dan disebut reaksi
fotokimia
2) Reaksi
antara ion besi (II) dengan ion heksasianoferrat (III) menghasilkan warna biru
prusi/trumbul
2.
Saran
Diharapkan kepada praktikan
selanjutnya agar ketika mencampur larutan dilakukan dalam ruang gelap dan juga
lebih memperhatikan proses pencucian terhadap kertas peka dan kertas objek agar
diperoleh hasil yang maksimal dan dapat disesuaikan dengan teori
DAFTAR PUSTAKA
Atkins.
1999. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat.
Jakarta: Erlangga
Cotton,
Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta: UI-Press
Sugiyarto,
Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II.
Yogyakarta: UNJ
Svehla.
1990. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Tim
Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik. Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA UNM
Tryono.
1994. Kimia Fisika Dasar-dasar Kinetika
dan Katalisis. Jakarta: Depdikbut
Wikipedia.
2010. Mekanisme Reaksi Fotokimia.
Online. http://www.wikipedia.com/mekanisme-reaksi-fotokimia-br2.html. diakses
tanggal 09 Mei 2011
Description: Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Fotokimia Reduksi Ion Besi (III)
Tidak ada komentar: