Kristal CuSO4. 5 H2O adalah Kristal berwarna biru yang memiliki kisi Kristal berbentuk triklinik (Mindat, 2015). Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui cara mensintesis kristl CuSO4. 5 H2O dari logam Cu serta karakteristik fisiknya yang meliputi wrn adan bentuk Kristal. Prinsip dasar dari percobaan ini adalah reaksi redoks ( reduksi-oksidasi) dan kristalisasi. Sedangkan prinsip kerjanya adalah penimbangan, pencampuran, pemanasan, pendinginan, penyaringan, penimbangan dan pengamatan. Namun dalam pelaksanaannya, proses pembuatan Kristal CuSO4.5 H2O melalui tahap pelarutan serbuk Cu, tahap reaksi dengan H2SO4 dan kristalisasi.
Percobaan
ini, sintesis Kristal CuSO4. 5 H2O mula-mula serbuk Cu
direaksikan dengan asam nitrat pekat dan campuran menjdi panas, ada gelembung
dan gas berwarna coklat. Fungsi asam nitrat pekat untuk oksidasi Cu menjadi Cu2+.
Adapun reaksi yang terjadi:
3Cu(s)
+ 8 HNO3(aq) → 3Cu2+(aq)
+ 6NO3-(aq) + 2NO(g) + 4H2O
Pada
tahap pelarutan tembaga dengan HNO3, terbentuk gas NO yang
kemudian teroksidasi oleh oksigen diudara menjadi gas NO2 yang
berwarna coklat. Sedangkan panas
yang dihasilkan merupakan energy yang dilepaskan selama proses oksidasi Cu
berlangsung dan reaksi ini secara eksoterm. Setelal penambahan HNO3,
larutan berubah warna menjadi biru hal ini disebaabkan adanya ion Cu2+
dalam air atau ion [Cu(H2O)4]2+ dan ini
menandkan pula bahwa Cu telah teroksidasi menjdi Cu2+ setelah tidak
terbentuk lagi gas NO2 (berwarna coklat) ini menandakan bahwa Cu
telah dioksidasi seluruhnya menjadi Cu2+.
Tahap
selanjutnya, larutan Cu ini direksikan dengan asam sulfat yang sebelumnya telah
diencerkan. Fungis pengenceran ini untuk menyediakan molekul H2O yang
membentuk hidrat nantinya. Alasan kenapa HNO3 yang bukan ditambahkan
air disebabkan akan menghambat laju oksidasi Cu menjadi Cu2+ untuk
itu penambahan H2O dilakukan pada asam sulfat. Pada pengenceran ini
terjadi reaksi ionisasi yang berlangsung 2 tahap karena asam sulfat termasuk
asam dipotrik yang melepaskan dua ion H+. Adapun reaksinya :


Proses
penambahan larutan sulfat ditambahkan sedikit demi sedikit disebabkan reaksi
ini menghasilkan energy yang besar sehingga menyebabkan ledakan begitupun
dengan penambahan HNO3 yang sebelumnya. Adapun reaksi yang terjadi:
Cu2+ + SO42- + 5H2O CuSO4.5H2O
Atau

Setelah
semua larutan sulfat ditambahkan, campuran kemudian dipanaskan sampai setengah
dari volume awalnya. Tujuan pemanasan ini untuk menguapkan sebagian air
sehingga larutan menjadi jenuh atau kental selain itu tujuan pemanasan ini,
untuk meningkatkan kelarutan CuSO4 untuk membentuk Kristal CuSO4.5H2O.
setelah larutan mencapai setengah dari volume awal kemudin larutan didiamkan
pada suhu kamar sampai larutan agak dingin tujuannya agar ketika dimasukkan
kedalam es batu, gelas kimianya tidak pecah akibat perubahan suhu panas menjadi
dingin yang sangat drastis. Setelah dingin larutan dimasukkan kedalam es batu
untuk mempercepat proses pembentukan Kristal. Kristal yang terbentuk kemudian
disaring dengan corong Buchner karena proses penyaringan lebih cepat. Kemudian
Kristal yang tebentuk dicuci dengan etanol 95%. Dimana etanol berfungsi untuk
mengikat atau melarutkan zat-zat pengotor yang terdapat pada Kristal dan juga
mengikat sisa air yang masih tersisa.
Alasan
pencucin tidak menggunakan air dikhawatirkan kristal larut dalam air. Kristal
hasil penyaringan dikeringkan, ditimbang dn diamati strukturnya. Adapun warna
Kristal yang diperoleh berwarna biru dan berbentuk jarum serta memiliki
rendemen sebesar 94,33%. Rendemen diperoleh sangat tinggi. Adapun struktur
geometri dari kuprisulfat penta hidrat CuSO4. 5H2O adalah
octahedral dengan kisi kristalnya adalah triklin.
Hibridisasi
CuSO4 . H2O



























SO4- H2O H2O H2O H2O
Hibridisasi dsp3


Triklinik
I.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
a.
Kurisulfat pentahidrat dapat disintesis
dengan cara melarutkan logam Cu pada .larutan asam nitrat pekat dan asam sulfat
encer lalu mengkristalkannya.
b.
Kristal kuprisulfat pentahidrat yang
diperoleh berwarna biru dan berbentuk jarum, kisi kubus monoklin, geometri
Kristal oktahedral. Berat Kristal yang diperoleh 18,521 gram dengan rendemen
94,74%.
2.
Saran
Diharapkan kepada
praktikan selanjutnya agar pada saat pendinginanan Kristal dengan air es
dilakukan hingga larutannya tak bersisa dan terbentuk Kristal secara sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Edith, C. 1994. Crystal Habit of Synthetic
Chalchantite (Copper Sulfat Pentahydrate) as Related to Position and
Orientation in Growth Solution. American
Mineralogist. Vol.59
Fitrony, dkk. 2013. Pembuatan Kristal
Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4 . 5H2O) dari Tembaga
Bekas Kumparan. Jurnal Teknik Pomits.
Vol.1. No.1
Saito,T. 1996. Kimia Anorganik : Buku Teks
Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Publishing Company
Singh,dkk. Crystallization of Copper (II)
Sulfat Based Minerals and MOF from Solution: Chemical Insight Info The
Supramolekular Interactions. J. Chem.
Sci. Vol. 122. No.5
Svehla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka
Svehla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid II.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka
Tom, F. W. and George, T. 1932. The Space
– Lattice and Optical Orientation of Chalcanthite (CuSO4.5H2O):
an illustration of the Use of the Weissenberg X-Ray Goniometer in the Triklinic
System. Journal Mineralogical Society
of America. Vol. 17
Jawaban
pertanyaan
1.
Air kristal adalah molekul air yang
terikat pada suatu senyawa yaitu hidratnya.
2.
Kristal Kuprisulfat tidak boleh dicuci
dengan air , tapi harus dengan etanol 95 % karena air dapat melarutkan kembali
kristal kuprisulfat pentahidrat, sedangkan etanol 95 % tidak bisa melarutkan
kembali kristal kuprisulfat pentahidrat bahkan dapat mengkat air.
3.
Cara menentukan persen kemurnian kuprisulfat
:
Rendemen
=
x 100 %

4.
Cara penentuan kadar kuprisulfat ada 5 macam, yaitu :
a. Gravimetri
adalah analisis kualitatif dengan mengukur berat komponen.
b. Titrimetri
adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan zat yang dianalisis dengan
larutan baku yang telah diketahui konsentrasinya.
c. Iodometri
adalah titrasi redoks dengan menggunakan iodide sebagai peniter.
d. Potensiometri
adalah pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktifitas ion yang diamati.
Description: pembahasan praktikum kuprisulfat
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: pembahasan praktikum kuprisulfat
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: pembahasan praktikum kuprisulfat
Tidak ada komentar: