Selasa, 26 April 2016

Unknown 06.57



A.      JUDUL PERCOBAAN
“Pembuatan Natrium Tiosulfat”
B.       TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.

C.      KAJIAN TEORI
Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar dibutuhkan untuk keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditemukan dalam keadaan murni di alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Logam putih keperakan ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometalurgi menurut proses Downs (Sugiyarto, Kristian H., 2001).
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, yang melebur pada 97,5oC. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hidrogen:
2Na  +  2H2O    2Na+  +  2OH-  +  H2
Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir semua garam natrium larut dalam air (Svehla,G., 1990).
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2,6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali (Anonim1, 2011).
Zaman sekarang ini, sodium dibuat secara komersil melalui elektrolisis fusi basah natrium klorida. Metode ini lebih murah ketimbang mengelektrolisis natrium hidroksida, seperti yang pernah digunakan beberapa tahun lalu. Sifat Natrium, seperti unsur radioaktif lainnya, tidak pernah ditemukan tersendiri di alam (Anonim1, 2011).
Di antara banyak senyawa-senyawa natrium yang memiliki kepentingan industrial adalah garam dapur (NaCl), soda abu (Na2CO3), baking soda (NaHCO3), caustic soda (NaOH), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat, natrium tiosulfat (hipo, Na2S2O3.5H20) and borax (Na2B4O7.10H2O) (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) lebih biasa sebagai pentahidrat, Na2S2O3.5H2O, merupakan satu bahan berhablur monoklinik, efloresen yang juga disebut sebagai natrium hiposulfit atau "hipo" (Anonim2, 2011).
Natrium tiosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat juga berperan sebagai antidot untuk keracunan sianida. Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan enzim sulfurtransferase, yaitu rhodanase (Olson, 2007).
Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2SO2O3.5H2O) disebut dengan hypo berbentuk kristal yang sampel benar dan kurang atau tidak berwarna. Titik beku 48oC mudah larut dalam air dan larutannya digunakan untuk titrasi dalam analisis volumetrik (Anonim3, 2009).
Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3]2- dengan panjang gelombang ikatan  S-S dan S-O masing-masing 1,99 ± 0,10 dan 1,48 ± 0,06 Å. Panjang ikatan S-S yang mendekati panjang ikatan S-O menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S juga terlibat ikatan  (phi) (Tim Dosen, 2011).
Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan di bidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan perak klorida yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dengan ion perak dapat membentuk kompleks Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-. Ion tiosulfat juga dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam lainnya (Tim Dosen, 2011).
Natrium tiosulfat (Na2SO3) dapat dibuat dari H2SO4. H2SO4 adalah asam yang sangat penting yang digunakan dalam induksi kimia. H2SO4 mencair pada suhu 10,50C membentuk cairan kental. H2SO4 berikatan dengan hidrogen dan tidak bereaksi dengan logam di dalam air untuk menghasilkan H2. H2SO4 menyerap air dan dapat menghasilkan gas. Ion SO42- adalah tetrahedral, mempunyai panjang ikatan 1,49 Å, mempunyai rantai pendek. Ikatan S–O memiliki 4 ikatan σ antar S dan O dan 2 ikatan π yang didelokalisasi S dan 4 atom O. Asam tiosulfat H2SO3 .tidak dapat dibentuk dengan menambahkan asam ke dalam tiosulfat karena pemisahan asam bebas dalam air ke dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2 dan H2SO3.
H2S + SO3 → H2S2O3
Garam yang biasa disebut tiosulfat stabil dan berjumlah banyak. Tiosulfat dibuat dengan memanaskan alkali/larutan sulfit dengan S dan juga dengan mengoksidasi polisulfida dengan air seperti reaksi berikut :
Na2S2O3 + S → Na2S2O3
2NaS3 + 3O2 → 2Na2S2O3 + 2S
(Anonim4, 2011).
Selain itu natrium tiosulfat dapat dibuat dari SO2 dengan reaksi sebagai berikut :
2SO2(aq) + O2(g) → SO3(g)
kemudian direaksikan dengan Na2SO3 dan H2O, reaksi :
2SO2 + Na2SO3 + H2O → 2NaHSO3 + CO2
produk (NaHSO3) direaksikan lagi dengan Na2CO3, reaksi :
2NaHSO3 + Na2CO3 → 2Na2SO3 + CO2 + H2O
terakhir Na2SO3 direaksikan dengan S dengan bantuan pemanasan.
Na2SO3 + S Na2S2O3
(Anonim3, 2009).
Natrium tiosulfat ini banyak digunakan dalam fotografi dan digunakan untuk melarutkan perak yang tidak reaktif dari emulsi dengan pembentukan kompleks [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-, sehingga natrium tiosulfat ini diproduksi dalam jumlah banyak di pabrik-pabrik (Anonim5, 2010).
D.      ALAT DAN BAHAN
a.         Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.      Kondensor refluks 1 buah
2.      Labu bundar 1 buah
3.      Gelas ukur 10mL dan 50mL @ 1 buah
4.      Tabung reaksi 6 buah dan rak
5.      Batang pengaduk 2 buah
6.      Botol semprot 1 buah
7.      Timbangan 1 buah
8.      Kaca arloji 2 buah
9.      Cawan penguapan 2 buah
10.  Corong biasa 1 buah
11.  Gelas kimia 100mL 1 buah
12.  Pembakar spiritus, kaki tiga dan kasa asbes 1 set
13.  Statif dan klem @ 1 buah
14.  Klem kayu 1 buah
b.        Bahan yang digunakan yaitu:
1.      Natrium sulfit anhidrous (Na2SO3)
2.      Serbuk belerang
3.      Natrium sulfat (H2SO4)
4.      Larutan iodium dalam larutan KI
5.      Larutan asam klorida encer (HCl)
6.      Barium klorida (BaCl2)
7.      Aquadest
8.      Korek kayu
9.      Aluminium foil
E.       PROSEDUR KERJA
a.         Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat
1.      Menyiapkan alat refluks, kemudian memasukkan 25 gram natrium sulfit ke dalam labu bundar.
2.      Menambahkan 15 mL air dan 4 gram serbuk belerang, kemudian merefluks campuran selama ± 1 jam.
3.      Setelah direfluks, larutan didinginkan dan sisanya disaring. Setelah itu, memindahkan filtrat ke dalam gelas kimia dan menguapkannya sampai volume ± 5mL.
4.      Mendinginkan larutan di dalam air es dan mengeringkan kristal yang terbentuk dengan cara menekan kristal di antara dua kertas saring, kemudian menimbang kristal.

b.        Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat
1.      Pengaruh pemanasan
-          Memanaskan sedikit kristal natrium tiosulfat-5-hidrat dalam cawan penguapan.
-          Melakukan hal yang sama terhadap natrium tiosulfat-10-hidrat.
-          Membandingkan stabilisasi termal dari kedua kristal tersebut.
2.      Reaksi dengan iod
-          Melarutkan 1 gram kristal natrium tiosulfat dengan 10mL air kemudian mereaksikannya dengan 2mL larutan iod secara berlebihan.
3.      Pengaruh asam encer
-          Mereaksikan 3mL larutan natrium tiosulfat dengan 3mL asam klorida encer.
-          Setelah beberapa menit, mengamati isi tabung dan bau yang ditimbulkan.

F.       PENGAMATAN
1.    Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat
25 gram Na2SO3 + 4 gram serbuk belerang + 15 mL H2O             suspensi berwarna kuning   direfluks    larutan jernih, serbuk putih dan suspensi kuning
 disaring     larutan jernih  diuapkan     kristal  ditimbang    2,2 gram
2.    Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat
a.    Pengaruh pemanasan
kristal Na2S2O3.5H2O  dipanaskan    meleleh (90 detik)
kristal Na2S2O3.10H2O  dipanaskan     meleleh (7 detik)
b.    Reaksi dengan iod
1 gram kristal Na2S2O3.5H2O  + 10 mL H2O          larutan jernih + 2mL I2 (coklat)              larutan bening
c.    Pengaruh asam encer
3 mL Na2S2O3 + 3 mL HCl encer            larutan kuning, endapan putih dan berbau tengik.

G.      ANALISIS DATA
Diketahui:
m    Na2SO3              = 25 gram
Mr  Na2SO3              = 126 g/mol
m    S                         = 8 gram
Mr  S                         = 32 g/mol
V    H2O                    = 15 mL
Mr  H2O                    = 18 g/mol
m praktek                  = 2,2 gram
Mr Na2S2O3.5H2O   = 248 g/mol
Ditanyakan:
% rendemen Na2S2O3.5H2O = ....?
Penyelesaian:
Na2SO3 + S + 5 H2O             Na2S2O3.5H2O
Mol Na2SO3              =
=
= 0,198 mol
Mol S                        =
=
= 0,125 mol
Mol H2O                   =  
=
= 0,833 mol
Na2SO3      +      S     +      5 H2O                  Na2S2O3.5H2O
mula-mula:    0,198             0,125           0,833                             -
bereaksi:       0,125              0,125           0,125                          0,125
sisa:               0,173                  -               0,608                          0,125
Massa teori Na2S2O3.5H2O   = mol sisa x Mr
                                              = 0,125 mol x 248 g/mol
                                              = 31 gram
% Rendemen Na2S2O3.5H2O   =   x 100%
                                                  =   x 100%
= 7,1%

H.      PEMBAHASAN
1.        Pembuatan natrium tiosulfat 5-hidrat
Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan senyawa natrium tiosulfat dengan cara mereaksikan natrium sulfit (Na2SO3) dan belerang (S). Kedua senyawa ini dicampur kemudian dimasukkan ke dalam labu bundar dan melarutkannya dengan air hingga terbentuk suspensi. Setelah itu menambahkan beberapa butir batu didih ke dalam labu untuk mengurangi terjadinya letupan-letupan ketika dipanaskan. Selanjutnya suspensi yang diperoleh tersebut direfluks selama ±1 jam agar dapat memutuskan struktur molekul sulfur sehingga dapat bereaksi dengan natrium sulfit.
Setelah direfluks, selanjutnya larutan disaring dalam keadaan panas untuk mencegah terbentuknya kristal pada kertas saring. Setelah disaring, filtrat yang diperoleh didinginkan dalam air es untuk mempercepat terbentuknya kristal kemudian diuapkan untuk menghilangkan molekul air. Filtrat didinginkan kembali sampai terbentuk kristal kemudian dilakukan penimbangan. Kristal yang diperoleh sesuai dengan teori yaitu berwarna putih sebanyak  2,2 gram dengan rendemen 7,1%. Hal ini disebabkan karena pada saat pencampuran natrium sulfit dengan belerang sebelum dimasukkan ke dalam labu, kedua zat tersebut terlebih dahulu dicampur dengan sedikit air sehingga ketika dimasukkan ke dalam labu tidak semuanya dapat ikut. Demikian juga setelah suspensi tersebut direfluks dan disaring ke dalam cawan penguap, masih ada zat yang tertinggal dalam labu sehingga pada saat diuapkan dan dilakukan penimbangan, kristal yang diperoleh pun sedikit.
Reaksi yang terjadi ada pembuatan natrium tiosulfat yaitu:
Na2SO3    +   S   +   5H2O       Na2S2O3 .5H2O
2.        Mempelajari sifat-sifat natrium tiosulfat
a.         Pengaruh pemanasan
Setelah diperoleh kristal natrium tiosulfat pentahidrat dari percobaan pembuatan natrium tiosulfat pentahidrat, kristal kemudian dipanaskan untuk menguapkan kandungan airnya sehingga terbentuk natrium tiosulfat anhidrat. Natrium tiosulfat pentahidrat dan natrium tiosulfat anhidrat kemudian dipanaskan dalam tabung reaksi yang berbeda. Dari hasil pengamatan diperoleh natrium tiosulfat lebih cepat meleleh dibandingkan natrium tiosulfat pentahidrat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak kandungan airnya maka semakin rendah titik lelehnya. Reaksi yang terjadi adalah:
Na2S2O3 .5H2O      Na2S2O3 + 5H2O
b.        Reaksi dengan iod
Pada percobaan ini kristal natrium tiosulfat dilarutkan dengan air, kemudian direaksikan dengan larutan iod berlebih hingga warna iod hilang (berubah menjadi bening) yang menandakan bahwa iod mengalami reduksi. Pada percobaan ini melibatkan reaksi redoks yaitu:
Reduksi      :      I2       +      2e                        2I-
Oksidasi     :      2S2O32-                   S4O62-    +     2e
2S2O32-   +   I2         S4O62-    +    2I
Jadi, reaksi totalnya adalah:
2Na2S2O3    +    I2        2NaI + Na2S4O6

c.         Pengaruh asam encer
Pada percobaan ini larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan asam klorida encer yang kemudian menghasilkan larutan berwarna kuning dengan endapan putih dan berbau tengik. Dalam percobaan ini, asam klorida encer berfungsi untuk menguapkan sulfur dioksida dan menyebabkan timbulnya bau tengik (gas SO2) serta mengendapkan sulfur menghasilkan endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah:
Na2S2O3     +     2HCl         H2S2O3      +     2NaCl
H2S2O3        SO2    +    S↓   +    H2O
I.         PENUTUP
1.        Kesimpulan
Natrium tiosulfat pentahidrat dapat dibuat dengan cara mareaksikan natrium sulfit dan belerang dengan air. Massa natrium tiosulfat yang diperoleh dalam bentuk kristal yang berwarna putih yaitu 2,2 gram dengan rendemen sebesar 7,1%.

2.        Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih berhati-hati dan teliti dalam percobaan ini terutama dalam merefluks agar kristal natrium tiosulfat yang diperoleh lebih banyak dan sesuai dengan teori.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2011. Natrium (online), http://chem-is-try.org. Diakses pada tanggal   10 April 2011

Anonim2, 2011. Natrium Tiosulfat. http://ms.wikipedia.org/wiki/natrium_tiosulfat. Diakses pada tanggal 10 April 2011

Anonim3, 2009. Pembuatan Natrium Tiosulfat. http://jejaringkimia.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 April 2011

Anonim4, 2011. Pembuatan Natrium Tiosulfat. http://aboutchemistry21.blogspot.com. Dikses pada 10 April 2011

Anonim5, 2010. Pembuatan Natrium Tiosulfat. http://duniainikecil.wordpress.com. Diakses pada 02 April 2011.

Cotton dan Wilkinson. 1989, Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Olson, 2007, Kimia Farmasi. Jakarta: Erlangga

Sugiyarto, Kristian H. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia UNY

Svehla, G. 1990. Vogel Bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka

Tim Dosen Kimia Anorganik, 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA UNM Press


Description: “Pembuatan Natrium Tiosulfat”
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: “Pembuatan Natrium Tiosulfat”

Tidak ada komentar: