A.
JUDUL
PERCOBAAN
Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida
B.
TUJUAN
PERCOBAAN
1. Untuk
membuat kalium nitrat dan natrium klorida
2. Untuk
menguji tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida
C.
KAJIAN
TEORI
Natrium klorida atau garam dapur. Industri garam umumnya sama
tuanya dengan sejarah manusia. Sejak dulu garam sudah menjadi bagian penting
dalam makanan manusia. garam merupakan bahan pokok yang amat vital bagi
kehidupan manusia, sumber pembuatan berbagai bahan kimia dan dewasa ini
merupakan salah satu soko guru peradaban dan industri dunia yang kompleks
ini (Austin, 1996: 219).
Garam merupakan bahan baku dasar untuk bermacam
ragam bahan kimia, seperti natrium hidroksida, natrium sulfat, asam klorida,
natrium fosfat, dan natrium klorat dan klorit, dan juga merupakan sumber
berbagai bahan lain melalui turunan atau derivatifnya. Boleh dikatakan seluruh
klor yang dihasilkan di dunia dibuat melalui elektrolisis natrium klorida.
Garam digunakan untuk regenerasi natrium zeolit yang digunakan sebagai pelunak
air dan banyak pula dipakai dalam pembuatan berbagai bahan kimia organik
(Austin, 1996: 219).
Kalium nitrat pernah merupakan bahan yang sangat
penting dalam pembuatan mesin, tetapi sekarang lebih berguna untuk pupuk,
piroteknik, dan sebagai medium perpindahan kalor (dalam campuran eutektik
dengan NaNO3), untuk perlakuan panas baja dan dalam bahan makanan. Dahulu, zat ini
dikumpulkan dari bintik-bintik di mana ia terbentuk oleh aksi bakteri pada
kotoran hewan dan manusia dan mengkristalisasi karena evaporasi (gulung bawah
tanah di Persia dan kandang kuda di India). Sekarang kalium nitrat dipulihkan
dari selpeter Chili yang mengandung kira-kira 10% kalium nitrat. Zat ini
sekarang dibuat melalui dekomposisi ganda antara NaNO3 dan KCl:
NaNO3(aq) +
KCl(s) →
NaCl(s) +
KNO3(aq) ∆H
= + 13,2 kJ
Mula-mula dibuat larutan panas NaNO3
pekat dan HCl padat, lalu dicurahkan ke dalam bejana itu. Pada waktu pemanasan,
kristal KCl akan berubah
menjadi kristal NaCl, dan
larutan kalium nitrat itu dialirkan melalui kristal
NaCl di dasar bejana. Kemudian ditambahkan air sedikit untuk mencegah
pengembangan NaCl lebih jauh pada waktu larutan itu didinginkan (Austin, 1996:
306).
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion
Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga
okatahedral. Selain itu bangun ini juga akan
memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+
seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal
NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka yang saling tertanam di dalamnya
(interpenetrasi), (Sugiyarto, 2003 : 36).
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar karena
banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang
jelas simetris. Telah lama para ilmuan menduga bahwa
atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris (Svehla,
1986 : 306).
Struktur kristal. Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok: kristal dan
amorf. Es merupakan padatan kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau-jauh
atom-atomnya, molekul-molekulnya, atau ion-ionnya menempati tempat tertentu.
Susunan atom, molekul, atau ion dalam padatan kristal adalah sedemikian rupa
sehingga gaya tarik-menarik antarmolekul neto pada keadaan maksimumnya. Gaya
yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen, gaya
van der Waals, ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya ini. Padatan amorf seperti gelas tidak
memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan molekul yang
menjangkau-jauh. Satuan struktur dasar yang berulang pada padatan kristal
disebut sel satuan (Chang, 2005: 378).
Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena
penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat
berdiri sendiri misalnya dalam proses penggantungan sifat berikut :
A + B → AB
Senyawa ini
dianggap senyawa kompleks.
Contoh lain yang benar-benar bersifat elektrostatik dapat terjadi dalam
larutan ion kalium dan ion nitrat, misalnya ternyata bergabung dalam larutan,
meskipun sedikit jumlahnya. Menurut persamaan reaksi berikut :
K+ + NO3- → K+NO3-
Dalam
persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3-
disebut pasangan ion atau senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini
terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang mempunyai tetapan dielektrika
rendah (Underwood, 2002).
D.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat-alat
yang digunakan:
a. Neraca
analitik
b. Gelas
kimia 100 mL
c. Pembakar
bunsen
d. Kaki
tiga dan kasa asbes
e. Termometer
f. Gelas
ukur 10 mL dan 50 mL
g. Kaca
arloji
h. Corong
biasa
i.
Pipet tetes
j.
Mikroskop
k. Tabung
reaksi
l.
Labu semprot
m. Lap
kasar dan lap halus
2. Bahan
kimia yang dibutuhkan:
a. KCl
b. Aquadest
c. NaNO3
d. Es
batu / air es
e. KNO3
f. Larutan
AgNO3 0,1M
g. Larutan
HNO3 6M
h. Larutan
FesO4 jenuh
i.
Larutan H2SO4
j.
Kertas saring
k. Tissue
E.
PROSEDUR
KERJA
1.
Perlakuan
I
1) Menimbang
15 gram KCl kemudian dilarutkan dalam 50 mL air panas
2) Menimbang
15 gram kemudian dilarutkan NaNO3 dalam 50 mL air panas
3) Mencampur
larutan KCl dan NaNO3
4) Menguapkan
larutan sampai terbentuk ktistal X
5) Memisahkan
kristal X dari
filtratnya
6) Menguapkan
filtrat hingga kristal
X tidak terbentuk lagi, kemudian mengumpulkan semua kristal X dan menyimpan
filtratnya
7) Menguapkan
filtrat terakhir hingga terbentuk kristal
Y, kemudian direkristalisasi beberapa kali
8) Mengeringkan
kristal X dan kristal Y, kemudian
menimbang hasilnya.
2.
Perlakuan
II
1) Menimbang
15 gram KCl kemudian dilarutkan dalam 50 mL air pada suhu kamar
2) Menimbang
15 gram kemudian dilarutkan NaNO3 dalam 50 mL air pada suhu kamar
3) Mencampur
larutan KCl dan NaNO3
4) Mendinginkan
larutan dalam air es sampai terbentuk kristal X
5) Memisahkan
kristal X dari
filtratnya
6) Mendinginkan
filtrat hingga kristal
X tidak terbentuk lagi, kemudian mengumpulkan semua kristal X dan menyimpan
filtranya
7) Menguapkan
filtrat terakhir hingga terbentuk kristal Y
8) Mengeringkan
kristal X dan kristal Y, kemudian
menimbang hasilnya
3.
Perlakuan
III
1) Menimbang
15 gram KCl, kemudian dilarutkan dalam 50 mL air pada suhu 50oC
2) Menimbang
15 gram NaNO3, kemudian dilarutkan dalam 50 mL air pada suhu 50oC
3) Mencampur
larutan KCl dan NaNO3
4) Mendinginkan
larutan dengan air es sampai terbentuk kristal
X
5) Memisahkan
kristal X dari
filtratnya
6) Menguapkan
filtrat hingga terbentuk kristal
Y
7) Menyaring
kristal Y dan menyimpan filtrat
yang ke-2 tersebut
8) Mendinginkan
kembali filtrat ke-2 dengan air es sehingga terbentuk kristal X
9) Menguapkan
kembali filtrat yang ke-3 sehingga terbentuk kristal Y
10) Mengeringkan
kristal X dan kristal Y, kemudian
menimbang hasilnya
4.
Uji
Kemurnian Kristal X dan Y
1) Melakukan
uji nyala terhadap kristal
X dan kristal Y
2) Menguji
adanya ion dan ion nitrat pada krital X dan Kristal Y
3) Pengujian
ion klorida dilakukan dengan melarutkan 0,1 gram kristal ke dalam 2 mL air yang diasamkan
dengan 2 tetes HNO3 6M. Setelah itu ditetesi dengan larutan AgNO3
0,1M
4) Pengujain
ion nitrat dilakukan dengan melarutkan 0,1 gram kristal ke dalam 2 mL air, kemudian
ditambahkan 2 mL larutan jenuh FeSO4. Mengalirkan 1 mL H2SO4
melalui pinggir dalam tabung dengan posisi tabung dalam keadaan miring
5) Memeriksa
bentuk kristal X dan kristal Y dengan
mikroskop
F.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Perlakuan I
15 gram KCl (putih)
+ 25 mL air panas →
larutan bening KCl
15 gram NaNO3 (putih) + 25
mL air panas → larutan bening NaNO3
Larutan KCl + larutan NaNO3 → kristal
(butiran; 25,29 gram) + filtrat
kristal
(jarum; 4,1 gram)
2.
Perlakuan II
15 gram KCl (putih) + 25 mL air (27oC) →
larutan bening KCl
15 gram NaNO3 (putih) + 25 mL air (27oC) →
larutan bening NaNO3
Larutan KCl + larutan NaNO3
kristal
(jarum; 6,27 gram) + filtrat
kristal
(serbuk; 11,73 gram)
3.
Perlakuan III
15 gram KCl (putih) + 25 mL air (50oC) →
larutan bening KCl
15 gram NaNO3 (putih) + 25 mL air (50oC) →
larutan bening NaNO3
Larutan KCl + larutan NaNO3
kristal
(jarum; 10,02 gram) + filtrat
kristal
(serbuk; 12,31 gram)
4.
Uji kemurnian kristal X dan Y
a.
Pengujian ion
klorida
0,1 gram kristal (serbuk) + 2 mL air (bening) →
larutan bening + 2 tetes HNO3 (bening) → larutan bening +
AgNO3 (bening) → larutan keruh, ↓putih
b.
Pengujian ion
nitrat
0,1 gram kristal
(jarum) + 2 mL air (bening) → larutan bening + 2 mL FeSO4 jenuh
(kuning) → larutan kuning + 1 mL H2SO4 (bening) →
terbentuk 2 lapisan, atas : kuning
bawah : bening
c.
Pemeriksaan bentuk
kristal (dengan mikroskop)
Kristal NaCl :
berbentuk kubus
Kristal KNO3 :
berbentuk jarum
d.
Uji nyala kristal X
dan Y
NaCl :
kuning
KNO3 : ungu
G.
ANALISIS
DATA
Dik : m KCl =
15 gram
Mm
KCl =
74,5 gram/mol
m
NaNO3 = 15 gram
Mm
NaNO3 = 85 gram/mol
Mm
NaCl =
58,5 gram/mol
Mm
KNO3 = 101 gram/mol
Dit : m
KNO3 teori = ....?
M
NaCl teori = ....?
Rendemen (%) = ....?
Peny
:
n KCl =
=
= 0,201 mol
KCl
+ NaNO3
→ KNO3 + NaCl
mula-mula :
0,201
mol 0,176
mol -
-
bereaksi :
0,176
mol 0,176
mol 0,176
mol 0,176
mol
sisa :
0,025
mol -
0,176
mol 0,176
mol
m KNO3 teori = (n
x Mm) KNO3
=
0,176
mol x 101 gram/mol
=
17,776
gram
m
NaCl teori = (n x Mm) NaCl
=
0,176
mol x 58,5 gram/mol
=
10,296
gram
1.
Perlakuan
1
Dik : m
KNO3 teori = 17,776 gram
m
NaCl teori = 10,296 gram
m
KNO3 praktek = 4,1 gram
m
NaCl praktek = 25,29
gram
Dit : rendemen = ...?
Peny :
Rendemen NaCl =
x 100%
=
x 100%
= 245%
Rendemen KNO3 =
=
= 23%
2.
Perlakuan II
Dik : m
KNO3 teori = 17,776 gram
m NaCl teori =
10,296 gram
m KNO3
praktek =
6,27 gram
m NaCl praktek =
11,73 gram
Dit : rendemen = ...?
Peny :
Rendemen NaCl =
x 100%
=
x 100%
= 114%
Rendemen KNO3 =
=
= 35%
3.
Perlakuan III
Dik : m
KNO3 teori = 17,776 gram
m NaCl teori =
10,296 gram
m KNO3
praktek =
10,02 gram
m NaCl praktek =
12,31gram
Dit : rendemen = ...?
Peny :
Rendemen NaCl =
x 100%
=
x 100%
= 119%
Rendemen KNO3 =
=
= 56%
H.
PEMBAHASAN
a.
Pembuatan kristal NaCl
dan KNO3
Pada percobaan ini, kristal NaCl dan KNO3 dibuat
dengan 3 perlakuan yang berbeda, di mana pada perlakuan pertama NaCl
dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan kristal KCl yang telah dilarutkan dalam
air panas dengan kristal
NaNO3 yang juga telah dilarutkan dalam air panas. Pada
perlakuan kedua,
KCl dan NaNO3 dilarutkan masing-masing dalam air pada suhu kamar (27oC).
Pada perlakuan ketiga,
KCl dan NaNO3 dilarutkan dalam air pada suhu 50oC. Penggunaan suhu yang berbeda ini perlu dilakukan untuk
mengetahui adanya pengaruh
suhu terhadap pembentukan kristal NaCl
dan KNO3. Larutan KCl dan NaNO3 yang digunakan harus
dalam keadaan jenuh karena dengan konsentrasi yang tinggi, pembentukan kristal akan lebih
maksimal.
Pada perlakuan pertama dan kedua, kedua larutan ini dicampur kemudian diuapkan untuk menghilangkan
kelebihan air (pelarut). Kristal yang
terbentuk pada saat penguapan ini kemudian disaring dan disebut sebagai kristal X dan rendemen yang diperoleh pada perlakuan
pertama 245% dan pada perlakuan kedua 114% dengan berat 1 dan 2
yaitu 25,29 gram dan 6,27 gram. Selanjutnya filtrat
yang diperoleh didinginkan dan terbentuk kristal
Y. Pada perlakuan pertama
sebesar 4,1 gram dengan rendemen
sebesar 23%. Pada perlakuan 2
sebesar 11,73 gram dengan rendemen
sebesar 35%.
Pada perlakuan yang
ketiga, larutan KCL dan NaNO3
dicampur dan didinginkan
untuk mendinginkan larutan agar cepst mengkristal.
Kristal yang terbentuk sebanyak 10,02
gram. Setelah itu krstal yang terbentuk ini diuapkan bersama filtrat pada saat
didinginkan dan diperoleh kristal yang berbentuk serbuk dengan berat 12,31
gram. Rendemen yang diperoleh untuk masing-masing perlakuan ini yaitu 119% dan
56%.
Reaksi yang
terjadi pada perlakuan pertama, kedua dan ketiga:
- Reaksi
Ionisasi
KCl(s) + H2O → K+(aq) + Cl-(aq)
- Reaksi
pembentukan
NaNO3(s)
+ H2O → Na+(aq) + NO3-(aq)
K+(aq) + NO3-(aq) → KNO3(s)
Na+(aq) + Cl-(aq) → NaCl(s)
Setelah mengamati
suhu pembentukan kristal
NaCl dan KNO3, dapat disimpulkan bahwa kristal NaCl terbentuk pada saat
diuapkan di mana kelarutan NaCl pada suhu tinggi itu rendah sehingga NaCl
mengkristal pada suhu tinggi. Sedangkan kristal
KNO3 terbentuk pada saat pendinginan di mana KNO3
memiliki kelarutan yang rendah pada suhu rendah sehingga KNO3
mengkristal pada suhu rendah.
b.
Uji Nyala
Salah satu cara untuk mengidentifikasi suatu Kristal
adalah dengan melakukan uji
nyala terhadap kristal.
Kristal X dan kristal Y yang akan diuji
dibakar dalam spiritus. Kristal X
memancarkan warna kuning yang menandakan terdapat ion Na+ pada kristal sedangkan kristal
Y memancarkan warna ungu
yang menandakan terdapat ion K+ pada kristal. Dari hasil ini dapat diketahui
bahwa kristal X adalah NaCl dan kristal Y adalah KNO3.
Adapun penyebab timbulnya warna
nyala ini adalah karena adanya energi
tertentu nyala api yang diserap
oleh elektron pada ion Na+
dan K+ dengan panjang gelombang tertentu menyebabkan terjadinya
eksitasi dan kembalinya elektron
ke peringkat dasar membebaskan energi nyala yang khas sesuai dengan panjang
gelombang yang dimilikinya.
c.
Uji adanya ion
klorida
Untuk menguiji adanya ion klorida pada kristal, masing-masing kristal dilarutkan dalam
air untuk menguraikan kristal
menjadi ion-ion penyusunnya. Setelah itu, ditambahkan HNO3 yang bertujuan untuk mengasamkan
larutan. Selanjutnya ditambahkan AgNO3 di mana ion Ag+
akan bereaksi dengan ion Cl- membentuk AgCl berupa endapan yang berwarna
putih. Kristal X (yang diperoleh pada
proses penguapan) maupun kristal
Y yang diperoleh pada
proses pendinginan menunjukkan hasil positif pada uji ini, yaitu terbentuk
endapan putih pada larutan. Kristal NaCl yang bereaksi membentuk endapan putih
dengan reaksi :
NaCl(s) +
HNO3(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq) + HNO3
d.
Uji adanya ion
nitrat
Untuk menguji adanya
ion nitrat, dilakukan dengan melarutkan kristal X
dan Y dengan aquadest dalam tabung reaksi yang berbeda. Setelah itu ditambahkan
larutan FeSO4 jenuh, kemudian ditambahkan dengan H2SO4.
Pada percobaan ini, kristal X yang diperoleh pada proses penguapan dan kristal
Y yang diperoleh pada proses pendinginan memberikan hasil reaksi positif pada
uji ini yaitu terbentuk cincin coklat pada larutan yang merupakan ion [Fe(NO)]2+.
Adapun reaksi yang terjadi :
2KNO3
+ 4H2SO4 + 6FeSO4 → Fe2(SO4)3 +
2NO + 4H2O + K2SO4
Fe2(SO4)3 → Fe3+
+ SO42-
Fe3+
+ e → Fe2+
Fe2+
+ NO →
[Fe(NO)]2+
e.
Uji Mikroskop
Pada
pengujian ini, terlihat bahwa kristal
X berbentuk kubus sedang
kristal Y berbentuk jarum. Dari
hasil tersebut dapat dikatehui bahwa kristal
X yang diperoleh dari
proses penguapan adalah
NaCl dan kristal
Y yang diperoleh pada proses
pendinginan adalah KNO3.
Adapun
bentuk kisi kristal
NaCl yaitu fcc (face centered
cubic)
Dan bentuk kisi kristal KNO3 yaitu bcc (body centered cubic)
I.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Kristal
NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan NaNO3 di mana kristal
NaCl terbentuk pada suhu tinggi dan kristal KNO3 terbentuk pada suhu
rendah. Pada uji nyala, kristal KNO3 memncarkan warna ungu dan
kristal NaCl memancarkan warna kuning.
Pada
uji klorida, NaCl membentuk endapan putih. Pada uji nitrat, KNO3
membentuk cincin coklat dan. Bentuk fisik kristal KNO3 yaitu berbentuk
jarum, bentuk fisik kristal NaCl yaitu berupa serbuk, bentuk kisi kristal KNO3
yaitu bcc dan bentuk kristal NaCl
yaitu fcc.
2.
Saran
Diharapkan
kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti ketika meilakukan pengamatan
terhadap bentuk kristal dan penmbangan kristal agar diperoleh hasil yang dapat
disesuaikan dengan teori
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga
Chang, Raymond. 2005. Konsep
Dasar Kimia. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA UNM
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Underwood. 2002.
Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga
JAWABAN PERTANYAAN
1. Buatlah
diagram yang memperlihatkan proses kerja secara menyeluruh dari pembuatan
kalium nitrat dan natrium klorida yang Anda lakukan!
Jawab:
1)
Perlakuan I
dilarutkan, diuapkan, disaring,
didinginkan
2)
Perlakuan II
dilarutkan,
diuapkan, disaring, didinginkan
3)
Perlakuan III
dilarutkan, diuapkan, disaring, didinginkan,
disaring, diuapkan, disaring, didinginkan.
2. Bagaimana
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rendemen dan tingkat kemurnian
kalium nitrat dan natrium klorida yang Anda peroleh?
Jawab: Pada saat pembuatan kristal harus
benar-benar teliti dalam setiap perlakuan dan larutan jenuh yang dibuat jangan
sampai terlewat jenuh karena akan mempengaruhi kemurnian kristal dan pada saat
penguapan maupun pendinginan Kristal yang diperoleh harus secara maksimal sebelum dilakukan penyaringan.
3. Manakah
metode yang efektif untuk memperoleh kalium nitrat paling murni, berikan
rasionalisasinya!
Jawab: Metode yang efektif
adalah metode yang ketiga karena KNO3
akan terbentuk secara maksimal pada proses pendinginan dibandingkan dengan penguapan pada awal
percobaan yang memungkinkan seluruh Kristal NaCl belum terbentuk sehingga
kristalisasi selanjutnya Kristal KNO3 akan lebih murni karena NaCl
belum terbentuk.
4. Mengapa
kenaikan suhu kelarutan NaCl dan KCl tidak meningkat secara tajam, sedangkan
kelarutan NaNO3 dan KNO3 meningkat sangat tajam?
Jawab: Karena suhu kelarutan
NaCl dan KCl memiliki ion yang terabsorpsi lebih kuat disbanding NaNO3
dan KNO3. NaCl memiliki kisi yang sama sehingga beradsorpsi lebih
kuat dalam larutan
5. Berapakah
kelarutan kalium nitrat pada 25oC?
Jawab: Kelarutan
KNO3 pada suhu 25oC adalah
25 : 30 = x : 45,4
Maka,
X = 25 : 30 x 45,4
X = 37,83 gram
25 : 30 = x : 45,4
Maka,
X = 25 : 30 x 45,4
X = 37,83 gram
6.
Apa yang terjadi jika
50 gram kalium nitrat dalam 100 gram air didinginkan dari 40oC
menjadi 20oC?
Jawab: Apabila hal
tersebut dilakukan maka kelarutannya menurun
Description: Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida
Tidak ada komentar: