DENATURASI
PROTEIN
Denaturasi
protein adalah perubahan struktur sekunder, tersier dan kuartener tanpa
mengubah struktur primernya (tanpa memotong ikatan peptida).
Denaturasi
mempunyai sisi negatif dan positif.
Sisi negatif denaturasi:
-
Protein kehilangan aktivitas biologi
-
Pengendapan protein
-
Protein kehilangan beberapa sifat fungsional
Sisi positif denaturasi:
a. Denaturasi
panas pada inhibitor tripsin dalam legum dapat meningkatkan tingkat
ketercernaan dan ketersediaan biologis protein legum.
b. Protein
yang terdenaturasi sebagian lebih mudah dicerna, sifat pembentuk buih dan
emulsi lebih baik daripada protein asli.
c. Denaturasi
oleh panas merupakan prasyarat pembuatan gel protein yang dipicu oleh panas.
Denaturasi protein
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu oleh panas, tekanan, gaya mekanik,
pH, bahan kimia, dan lain-lain.
1.
CARA FISIK
a.
Suhu
Denaturasi karena panas biasanya terjadi pada suhu
40–80oC. Stabilitas protein terhadap panas tergantung dari:
-
Komposisi asam amino
Protein dengan residu
asam amino hidrofobik lebih stabil daripada
protein hidrofilik.
-
Ikatan disulfida
Adanya ikatan disulfida menyebabkan protein tahan
terhadap denaturasi pada suhu tinggi.
-
Jembatan garam
Adanya jembatan garam menyebabkan protein tahan
terhadap denaturasi pada suhu tinggi.
-
Waktu pemanasan
Waktu pemanasan pendek
mengakibatkan denaturasi reversibel, sedang waktu pemanasan panjang
mengakibatkan denaturasi irreversibel.
-
Kadar air
Semakin tinggi kadar air maka protein menjadi
semakin tidak stabil.
-
Bahan tambahan
Penambahan gula dan garam akan menstabilkan protein
Contoh lain:
-
Glisinin (protein cadangan pada kedelai)
Pada suhu 2oC menggumpal dan mengendap,
pada suhu kamar dapat larut kembali.
-
β-kasein (bagian dari misel kasein pada susu)
Pada 4oC terpisah dari misel kasein.
-
Laktat dehidrogenase dan gliseraldehid fosfat dehidrogenase Pada 4oC
aktivitas enzim hilang dan sub unitnya terpisah. Pada suhu kamar, enzim
dapatkembali aktif dan sub unitnya bergabung kembali.
b.
Tekanan hidrostatis
Denaturasi karena protein dapat terjadi pada suhu 25oC
apabila tekanan cukup besar. Protein
yang
terdenaturasi karena tekanan (< 2 kbar) umumnya bersifat reversibel setelah
beberapa jam. Tekanan hidrostatis yang tinggi digunakan untuk:
-
Inaktivasi mikrobia
Tekanan
2 – 10 kbar menyebabkan:
Membran sel rusak irreversibel
Organel lepas dari mikroorganisme
Mikroorganisme vegetatif tidak aktif
-
Pembentukan gel.
Pembentukan gel pada
putih telur, larutan kedelai 16% dan larutan aktomiosin 3% dilakukanpada
tekanan 1–7 kbar, suhu 25oC selama 30 menit. Gel yang terjadi karena
tekanan umumnya lebih lunak daripada gel yang terjadi karena panas.
-
Pelunak daging
Apabila daging sapi
diberi tekanan 1–3 kbar maka miofibril sebagian akan lepas sehingga daging
menjadi lunak.
Kelebihan
proses dengan tekanan dibanding dengan panas:
-
tidak merusak asam amino esensial
-
tidak merusak warna dan flavor alami
-
tidak menimbulkan komponen beracun
Kekurangan
proses dengan tekanan:
-
harganya mahal.
c.
Gaya mekanik
Gaya mekanik (seperti
pengocokan) menyebabkan denaturasi protein. Hal ini disebabkan oleh pengikatan
gelembung udara dan adsorpsi molekul protein pada perbatasan (interface) udaracairan.
Contohnya adalah pada putih telur kocok.gambar putih telur kocok. Pengolahan
makanan yang melibatkan tekanan, gaya mekanik dan suhu tinggi adalah ekstrusi, pencampuran
kecap tinggi, dan homogenisasi. Kombinasi suhu dan gaya mekanik tinggi
menyebabkan denaturasi protein irreversibel. Contoh apabila larutan whey 10-20%
pada pH 3,5-4,5 dan suhu 80-120oC diberi gaya 7500-10000 per detik
maka akan terbentuk partikel makrokoloid dengan diameter 1 μm dengan
organoleptik halus seperti emulsi.
Description: DENATURASI PROTEIN
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: DENATURASI PROTEIN
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: DENATURASI PROTEIN
Tidak ada komentar: