LAPORAN LENGKAP
A. Judul Percobaan : Pembuatan
cis dan trans kalium dioksalatodiakuokromat (III)
B. Tujuan Percobaan
Mempelajari
pembuatan cis dan trans kalium dioksalatodiakuokromat
(III)
C.
Kajian
Teori
Stereokimia
adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni bagaimana
atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang
lain. Isomer geometri ialah bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat mengakibatkan isomeri. Dua gugus
yang terletak pada satu sisi ikatan phi disebut cis (latin, “pada sisi yang sama”). Gugus-gugus yang terletak pada
sisi-sisi yang berlawanan disebut trans
(latin, “berseberangan”) (Fessenden & Fessenden. 1997).
Isomer
adalah dua atau lebih spesies yang mempunyai komposisi (rumus molekul) sama
tetapi mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Terdapat beberapa jenis
keisomeran yang terjadi pada ion kompleks dan senyawa koordinasi. Isomer-isomer
struktur berbeda dalam struktur berbeda dalam struktur utama atau jenis ikatan,
yaitu berdasarkan ligan apa yang terikat pada ion pusat dan melalui atom yang
mana? Stereoisomer-stereoisomer memiliki kesamaan pada tingkat ikatan tetapi
berbeda dalam susunan geometri atau penyusunan ligan dalam ruang. Dari lima
jenis isomer, tiga yang pertama menunjukkan isomer struktur dan dua sisanya
stereoisomer (Achnadi, Suminar, 1987).
Keisomeran
ionisasi adalah jumlah dan jenis gugus yang sama terjadi pada dua senyawa
koordinasi. Walaupun memiliki rumus yang sama, tetapi kedua senyawa tersebut
tidak identik. Keisomeran koordinasi adalah kejadian yang sama terjadi pula
jika sebuah senyawa koordinasi tersusun oleh kation dan anion yang kedua-duanya
kompleks. Ligan mungkin tersebar secara berbeda di antara kedua ion kompleks,
sehingga komposisi dan rumus empiris senyawa koordinasinya yang sama. Keisomeran ikatan adalah beberapa ligan
mungkin terikat pada ion logam pusat dengan cara yang berbeda (Achnadi, Suminar,
1987).
Ligan
adalah spesies yang memiliki atom (atom-atom) yang dapat menyumbangkan sepasang
elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu dalam lengkung koordinasi sehingga
ligan merupakan basa Lewis dan ion logam dalah asam Lewis. Jika ligan hanya
dapat menyumbangkan sepasang elektron misalnya NH3 melalui atom N
disebut ligan unidentat. Ligan ini mungkin merupakan anion monoatomik (tetapi
bukan atom netral) seperti ion halida, anion poliatomik seperti NO2-,
molekul sederhana seperti NH3 atau molekul kompleks seperti piridin,
C5H5N. (Achnadi, Suminar, 1987).
Isomeri
geometri cis dan trans adalah jenis isomeri yang disebabkan oleh bentuk molekul yang
kaku dan hanya dalam senyawa golongan alkena dan siklis. Atom atau gugus yang
hanya diikat oleh ikatan sigma dapat berputar sehingga bentuk keseluruhan
molekul selalu berubah. Tetapi gugus yang diikat oleh ikatan ganda tidak dapat
berputar mengelilingi ikatan ganda tersebut sebelum iktan phi (68 kkal/mol)
tidak terpenuhi. Disebabkan oleh ikatan phi yang kaku, maka gugus yang diikat
pada karbon dengan ikatan phi mempunyai kedudukan yang tetap dalam ruang (Sumo,
Usman F.,1992).
Atom
yang diikat dalam senyawaan lingkar tidak bebas berputar mengelilingi iktan
sigma pada lingkar tersebut. Pada perputaran mengelilingi ikatan sigma dalam
lingkar, atom atau gugus tersebut akan melalui pusat lingkar. Hal ini tidak
akan terjadi karena adanya gaya tolak menolak van der walls, kecuali bila
lingkar tersebut mengandung sepuluh atom karbon atau lebih. (Sumo, Usman F.,1992).
Isomer
ditunjukkan oleh awalan yang diikuti oleh(-). Contoh: cis-[Pt(NH3)2Cl2] = cis-diammindikloroplatina(II). Dalam
isomer geometri kompleks bujursangkar, isomer yang berbeda ditunjukkan oleh
penyusunan ligan yang diatur berdasarkan urutan posisinya. Selain itu, sekarang
juga dipakai nomor-nomor untuk menyatakan kedudukan dari ligan untuk isomer-
isomer planar segiempat dan oktahedral. Untuk ligan ambidentat (ligan
monodentat yang mempunyai dua atom dapat berfungsi sebagai donor eleketron)
dibedakan penempatan simbol atom yang terlibat dalam koordinasi. (Ramlawati, 2005).
Jika
kita gabungkan isomeri cis dan trans dengan isomeri konformasi,
misalnya pada sikloheksana, keadaannya menjadi sedikit rumit. Pada masing-masing
konformasi kursi, substituen metil berada di bawah bidang rata-rata cincin.
Cara lain melihatnya adalah bahwa gugus metil menempel pada karbon-1 dan
karbon-2 melalui ikatan yang paling bawah pada masing-masing karbonnya. Karena
itu, gugus metil pada kedua struktur adalah cis.
Sekarang, pada konformasi di sebelah kiri, gugus metil pada C-1 adalah
ekuotorial dan gugus metil pada C-2
adalah aksial (dinamakan konformasi e,a). Kedua konformasi mempunyai satu gugus
metil ekuotorial dan satu aksial, sehingga keduanya mempunyai kemantapan yang
sama. (Muhaidah Rasyid, 2009).
Campuran
kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampur
komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarka pada perbedaan
kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat
dipisahkan. Sebagai contoh trans
dioksalatodiakuokrom (II) klorida. Dapat dikristalkan secara perlahan dengan
melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis ↔ trans dapat
digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans
lebih rendah. Selain itu pemisahan isomer cis
dan trans dapat dilakukan dengan cara
mengatur kondisi larutan sedemikian rupa. Sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya, kompleks cis-diklorobis (trietilstibin) palladium dapat dikristalkan dalam
larutan benzene meskipun dalam larutan hanya ada sekitar 6% bentuk cis. (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2011).
Urutan
kira-kira dari pengaruh trans yang
makin naik adalah: H2O, OH-, NH3 < Cl-,
Br- < SCN-, I-, NO2-,
C6H5- < SC(NH2)2, CH3-
< H-, PR3, < C2H4, CN-,
CO. Ditekankan di sini bahwa efek trans
hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi terhadap laju
substitusi dalam posisi trans
terhadapnya dalam kompleks segiempat atau oktahedral. Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk
menerangkan prosedur sintetik yang telah dikenal, dan mencari prosedur sintetik
yang berguna. Sebagai contoh ditinjau sintesis isomer cis dan trans dari [Pt(NH3)2Cl2]
sintesis isomer cis dicapai dengan
mereaksikan ion [PtCl4]2- dengan amonia.
Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan trans lebih besar daripada NH3, subtitusi NH3
ke dalam [Pt(NH3)Cl3]- kurang layak terjadi
pada posisi trans terhadap NH3
yang sudah ada, sehingga isomer cis
lebih disukai (Anonim, 2011).
D.
Alat
dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan:
a. Gelas kimia 50 ml dan 100 mL
b. Kaca arloji
c. Labu erlenmeyer 250 mL
d. Pembakar spiritus, kaki tiga dan
kasa asbes
e. Pompa vakum
f. Corong Buchner
g. Corong biasa
h. Batang pengaduk
i.
Gelas ukur 50 ml ( plastik)
j.
Pipet tetes
k. Neraca analitik
l.
Labu semprot
m. Lap halus
2. Bahan kimia yang digunakan:
a. Kristal asam oksalat, H2C2O4.2H2O
b. Kristal dikromat, K2Cr2O7
c. Aquadest
d. Etanol, C2H5OH
e. Larutan NH4OH
f. Kertas saring whatman
g. Kertas saring biasa
h. Tissue
i.
Korek api
E.
Prosedur Kerja
1. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat
(III)
1) Melarutkan 12 gram asam oksalat
dihidrat dengan sedikit aquades (setetes) dalam gelas beker 50 ml.
2) Menambahkan 4 gram kalium dikromat
yang dilarutkan dengan setetes aquades panas. Setelah itu menutup gelas beker
dengan gelas arloji ketika reaksi berlangsung.
3) Menguapkan larutan hingga volumenya
tinggal separuh dan kemudian biarkan menguap dengan sendirinya pada temperatur
kamar hingga tinggal sepertiganya.
4) Menyaring kristal dengan penyaring Buchner
dan mencuci kristal dengan aquadest dan mencucinya kembali dengan alkohol.
2. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
1) Membuat campuran serbuk halus dari 4
gram kalium dikromat dan 12 gram asam oksalat dihidrat dalam cawan penguapan.
2) Memasukkan satu tetes aquadest dalam
campuran dan menutup cawan dengan gelas arloji. Setelah terjadi kontak maka
reaksi akan berlangsung.
3) Menambahkan 20 ml etanol dalam
campuran dan mengaduk sampai mengendap.
4) Melakukan dekantir dan menambahkan
lagi etanol yang baru hingga diperoleh kristal seluruhnya.
5) Menyaring kristal dengan penyaring
Buchner dan mengeringkan, kemudian menimbang hasilnya.
3. Uji kemurnian isomer
1) Menempatkan sedikit kristal kompleks
pada kertas sarimg.
2) Menambahkan sedikit larutan amonia
encer, isomer cis akan membentuk
larutan berwarna hijau tua dan menyebar pada kertas saring, dan isomer trans akan membentuk padatan berwarna
coklat muda yang tetap tidak terlarut.
F.
Hasil Pengamatan
1. Pembuatan trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
12 gram H2C2O4.2H2O + 1 ml
H2O → larutan putih
4 gram K2Cr2O4 + 1
ml H2O →
campuran orange
H2C2O4 + K2Cr2O7 →
larutan hitam
→ larutan hitam
→ larutan hitam
kristal
1,0 gram
2. Pembuatan cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
12 gram H2C2O4.H2O + 4
gram K2Cr2O7
→ serbuk campuran + 1
tetes H3O+ → larutan hitam
+ 20 ml etanol
1,8 gram.
3. Uji kemurnian isomer
trans-K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 1
tetes amonia
→ berwarna cokelat, berlapis
Cis-K[Cr(H2O)2(C2O4)2] + 1
tetes amonia
→ berwarna hijau, granula(bundar)
G.
Analisis Data
Diketahui:
Mr H2C2O4.2H2O = 126
g/mol
Mr K2Cr2O7 = 294 g/mol
Mr. K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 303,154
g/mol
Massa H2C2O4.2H2O = 12
gram
Massa K2Cr2O7
= 4
gram
Berat praktek trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = 1,0 gram
Berat praktek cis- K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
= 1,8 gram
Ditanyakan:
a. Rendemen trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
b. Rendemen cis- K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Penyelesaian:
mol H2C2O4.2H2O =
= 0,095 mol
mol K2Cr2O7
=
=
0,014 mol
K2Cr2O7 +
7H2C2O4.2H2O →
2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2
+ 17H2O
m : 0,014
mol
0,095
mol -
b : 0,014
mol 0,014
mol
0,028
mol
s :
-
0,081
mol 0,028 mol
Berat
teori K[Cr(C2O4)2(H2O)2] =
mol x Mr K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
= 0,0272 mol x 303,154 g/mol
= 8,246 gram
Rendemen
cis-K[Cr(C2O4)2(H2O)2] =
x 100%
=
x 100%
= 21,82%
Rendemen
trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2] =
x 100%
= 12,12%
H.
Pembahasan
1. Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
Percobaan pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat(III)
dilakukan dengan cara melarutkan H2C2O4.2H2O
dengan setetes aquadest, selanjutnya K2Cr2O7
dilarutkan dengan sedikit aquadest panas. Kedua campuran ini kemudian dimasukkan
ke dalam beker gelas, dan beberapa saat kemudian campuran bereaksi dengan cepat
menghasilkan larutan berwarna hitam disertai terjadinya letupan. Penambahan aquadest dilakukan
sebelum kedua zat ini dicampurkan karena kelarutan isomer trans rendah, sehingga ikatan pada trans lebih kuat dan menyebabkan sukar untuk lepas. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, maka sebelum pencampuran kedua zat
ini perlu ditambahkan dengan aquadest (air) yang bertujuan untuk membantu zat tersebut
bereaksi dengan cepat. Ketika reaksi berlangsung, campuran tersebut ditutup
menggunakan gelas arloji agar isomer trans
tidak terkontaminasi dengan zat-zat lain yang dapat mempengaruhi sifat trans, untuk mencegah keluarnya kalor
yang berasal dari aquadest panas, dan untuk menghindari letupan-letupan yang
menyertai reaksi ini. Di dalam beker gelas terjadi reaksi pelepasan CO2
dan H2O. Campuran yang diperoleh pada perlakuan ini berwarna hitam.
Setelah itu campuran ini kemudian
diuapkan hingga ½ volumenya semula dengan tujuan untuk mengurangi volume air
yang terikat. Kemudian, campuran tersebut didiamkan/dibiarkan menguap pada suhu
kamar hingga sepertiga volume semula. Selanjutnya larutan diuapkan yang
bertujuan untuk melepaskan uap air dan karbon dioksida sebagai hasil reaksi sampingan
seperti pada reaksi yang terjadi. Setelah didiamkan beberapa saat campuran ini
membentuk padatan kering, kemudian kristal disaring. Setelah itu dicuci dengan
air dingin yang bertujuan agar kristal tidak lengket pada beker gelas. Selain
itu air berfungsi mencuci zat-zat pengotor yang terdapat dalam kristal. Agar kristal yang diperoleh
benar-benar bersih dan murni maka kristal kemudian dicuci lagi dengan alkohol
yang berfungsi untuk mengikat sisa air yang terkandung dalam endapan. Endapan
kemudian dan diperoleh kristal sebanyak 1,0 gram dengan rendemen sebesar 12,12% . Reaksi yang terjadi adalah:
K2Cr2O7
+ 7H2C2O4.2H2O → 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
+ 6CO2 + 17H2O
2.
Pembuatan cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
Percobaan pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
dilakukan dengan mereaksikan H2C2O4.2H2O
dengan kalium dikromat dalam
cawan penguap kemudian diaduk sampai tercampur dengan baik. Selanjutnya
menambahkan aquadest setetes dan ditutup dengan kaca arloji selama reaksi
berlangsung. Kelarutan cis lebih cepat
bila dibandingkan dengan trans
disebabkan karena untuk mereaksikannya cukup dengan satu tetes aquadest, dimana
penambahan aquades disini berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil
reaksi yang diperoleh berupa larutan berwarna kehitaman. Larutan yang diperoleh
kemudian ditambahkan dengan etanol sambil diaduk sampai terbentuk endapan
berwarna hitam. Adapun fungsi penembahan etanol disini yaitu untuk mengikat air yang
dihasilkan dari reaksi campuran sehingga diperoleh kristal yang murni. Reaksi yang terjadi:
K2Cr2O7
+ 7H2C2O4.2H2O
→ 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
+ 6CO2 + 17H2O
Setelah penambahan etanol, larutan
disaring menggunakan penyaring Buchner untuk memisahkan larutan dari
endapannya, selanjutnya endapan tersebut dicuci dengan aquadest dan etanol agar
diperoleh kristal yang lebih murni. Berat kristal yang diperoleh sebanyak 1,8
gram dengan rendemen sebesar 21,82%.
3. Uji
kemurnian isomer
Dalam pengujian kemurnian kristal trans-kalium dioksalatodiakuokromat(III)
di tambahkan larutan amonia, hasil yang diperoleh berupa endapan dan tidak
menyebar, berwarna cokelat tua. Hal ini merupakan isomer trans yang terbentuk.
Untuk menguji kemurnian kristal cis-kalium diokslatodiakuokromat(III)
yang diperoleh, kristal tersebut
ditetesi dengan larutan amonia. Hasil yang diperoleh berupa endapan yang
menyebar dan berwarna hijau. Endapan yang terbentuk ini merupakan isomer cis.
I.
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Sifat-sifat yang membedakan isomer cis dan trans antara lain sifat dari kelarutannya dimana cis kelarutannya tinggi sedangkan trans rendah. Selain itu juga dapat
dilihat, isomer trans
memiliki bentuk yang tidak menyebar sedangkan kristal cis menyebar.
2. Massa kristal trans adalah 1,0 gram dengan rendemen 12,12% dan massa kristal cis adalah 1,8 gram dengan rendemen 21,82%.
b. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar pada saat menyaring kristal
harus menggunakan penyaring Buchner dan harus benar-benar kering agar tidak
mempengaruhi berat kristal yang akan diperoleh pada proses penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Achnadi, Suminar. 1987. General Chemistry. Bogor: PT.Gelora
Aksara Pratama
Anonim. 2011. Pembuatan cis dan trans. http://annisanfushie.wordpress.com.
Diakses di Makassar pada tanggal 13 April 2011
Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia
Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga
Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik
Fisik. Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM
Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar: Jurusan Kimia
FMIPA UNM
Sumo, Usman F. 1992. Pengantar Kimia Organik. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik. Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM
Description: Pembuatan cis dan trans kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pembuatan cis dan trans kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Pembuatan cis dan trans kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Tidak ada komentar: