Minggu, 15 Februari 2015

Unknown 06.35




MULIA DENGAN JALAN DAKWAH
Para nabi  diutus oleh Allah untuk mendakwakan kalimat tauhid laa ilaha illallah. Banyak diantara para nabi dan rasul yang tidak memiliki pengikut namun dakwah mereka bukaklah sebuah kegagalan, Inilah sebuah keistimewaan dalam berdakwah yang Allah tidak pandang suatu kesuksesan dengan memandang kuntitas  tetapi Allah menilai qualitas usahanya dalam berdakwah . Allah berfirman:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar . merekalah orang-orang yang beruntung (Qs. Ali Imran : 104).
Ayat ini dalam tafsir ibnu katsir, abu ja’far al-baqir meriwayatkan bahwa rasulullah membaca ayat ini dan bersabda” yang dimaksud ayat ini adalah mengikuti al-quran dan sunnah-ku”. sedangkan hadits yang diriwayatkan ibnu murda’wai” bahwa yang dimaksudkan dari ayat ini adalah hendaklah ada segolongan dari ummat ini yang bertugas mengembang tugas ini sekalipun urusan tersebut diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini sebagaimana yang disebutkan dalam shahih muslim dalam sebuah hadis dari abu hurairah disebutkan bahwa rasulullah sallallahu alaihi wasallah bersabda
” barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya; jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika masih belum mampu juga maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman”
Dengan ayat dan hadits tersebut sudah  cukup bagi orang yang Allah inginkan kebaikan untuk mengambil tongkat estafet tersebut tanpa menunggu dan banyak bertanya ataukah berkata: dakwah adalah pekerjaan para dai saja. Pandangan yang sempit ini telah menyesatkan begitu banyak orang karena kebodohannya. Dakwah tidak  terbatas pada mimbar saja tetapi dakwah harus kita pahami secara luas dan jangan biarkan defenisi kuno dan klasik tersebut menggerogoti pemikiran ummat islam.
Maka orang yang masih menganut defenisi kuno dan klasik tersebut secara tersurat dapat dipahami bahwa mereka orang yang egois atau binafsi-nafsi serta tidak ada amalan kebaikannya melainnya amalan khususnya semata, karena tidaklah memberikan nasihat kepada seseorang melainkan itu adalah dakwah.
Setelah kita keluar dari defenisi kuno nan klasik lantas  apakah yang dimaksud dakwah yang sebenarnya ?
Dakwah, secara etimologis adalah undangan atau seruan, sedangkan secara syar’i, adalah seruan kepada orang lain agar melakukan kemakrufan dan mencegah dari kemungkaran, atau juga bisa didefinisikan dengan usaha untuk mengubah keadaan yang rusak, dan tidak Islami, menjadi baik sesuai dengan Islam.
Kedua pengertian di atas diambil dari nas hadits, sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi SAW.:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ»
Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah merubahnya dengan tangannya dan jika dia tidak mampu, hendaknya mengubahnya dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu, hendaknya mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya iman.”  (H.r. Ahmad, Muslim, Abû Dâwûd, at-Tirmidzi, an-Nasâ’i, Ibn Mâjah dari Abî Sa’îd al-Khudri).
Jalan dakwah adalah jalannya para nabi dan rasul serta para salaf Sehingga Jalan dakwah adalah jalan yang mulia dan mahal. Sesungguhnya itulah jalan surga dan diredhai Allah, itulah jalan Allah. "Hai Tuhan kami, tetapkanlah tapak-tapak kaki kami di atas jalanMu".
 Jalan dakwah juga sangatlah istimewa. Inilah jalan hidup yang telah dilalui oleh manusia-manusia hebat sekelas para nabi, para sahabat, para tab’i dan tabi’in. Para Shalafusshaleh dan orang-orang besar yang namanya terukir dalam sejarah hingga kini. Nama  Mereka terukir karena jalan dakwah yang dilalui. Mereka dikenang karena kesungguhan niat untuk bertahan dijalan ini. Kemudian dengan sangat bersemangat mereka meregenerasi pejuang dakwah selanjutnya. Mereka sadar usia kehidupannya tak lama. Usia kesempatan beramal yang sebentar harus diperlama dengan menghadirkan manusia-manusia dakwah baru.
Dengan hadirnya mereka niscaya keberlangsungan dakwah dan tentunya amal kebaikan mereka akan selalu ada. Mereka benar-benar menikmati jalan dakwah. Mereka telah mewakafkan hidupnya untuk berjuang melalu jalan dakwah yang mulia. Mereka isi hidupnya dengan amalan dakwah yang menakjubkan. Mereka adalah orang-orang yang merasakan surga dunia dari aktivitas dakwah yang dilakukannya. Wajahnya bercahaya, kata-katanya menghadirkan rasa takwa yang menggelora, semangatnya menerangi kegersangan hati dari orang-orang sekelilingnya. Begitulah pejuang dakwah , mereka benar-benar menikmati jalan dakwah ini. Mereka hadirkan sensasi pembelajaran yang mencengangkan sejarah.
Jika kemuliaan para nabi dan para rasul dicirikan oleh risalah yang diembannya, lalu bagaimana kedudukan umat mereka yang meneruskan aktivitas mereka yang mulia itu, yakni mengemban dakwah? Allah SWT berfirman:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?(Qs. Fushshilat [41]: 33).
Di samping itu, banyak dorongan sekaligus pujian dari Allah dan Rasul-Nya yang ditujukan kepada para pengemban dakwah dan penyampai hidayah Allah. Rasulullah SAW, misalnya, bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah:
Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah, maka ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka.” [HR. Muslim].
Sabda Rasul di atas sangat dipahami benar oleh para sahabat beliau. Karena itu, wajar jika mereka adalah orang-orang yang tidak pernah mengenal lelah dalam menyampaikan risalah Islam; meskipun mereka harus mengorbankan sebagian besar waktu, tenaga, pikiran, harta-benda, keluarga, bahkan nyawa sekalipun. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menjadikan dakwah sebagai poros hidup mereka, bahkan yang menentukan ‘hidup-mati’ mereka. Maka apakah kita mau untuk mengambil jalan tersebut sebagai karir kemuliaan bagi kita ?





Description: mulia dengan dakwah
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: mulia dengan dakwah

Tidak ada komentar: