MULIA DENGAN JALAN DAKWAH
Para
nabi diutus oleh Allah untuk mendakwakan
kalimat tauhid laa ilaha illallah. Banyak diantara para nabi dan rasul yang
tidak memiliki pengikut namun dakwah mereka bukaklah sebuah kegagalan, Inilah
sebuah keistimewaan dalam berdakwah yang Allah tidak pandang suatu kesuksesan
dengan memandang kuntitas tetapi Allah
menilai qualitas usahanya dalam berdakwah . Allah berfirman:
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar . merekalah
orang-orang yang beruntung (Qs. Ali Imran : 104).
Ayat
ini dalam tafsir ibnu katsir, abu ja’far al-baqir meriwayatkan bahwa rasulullah
membaca ayat ini dan bersabda” yang dimaksud ayat ini adalah mengikuti al-quran
dan sunnah-ku”. sedangkan hadits yang diriwayatkan ibnu murda’wai” bahwa yang
dimaksudkan dari ayat ini adalah hendaklah ada segolongan dari ummat ini yang
bertugas mengembang tugas ini sekalipun urusan tersebut diwajibkan pula atas
setiap individu dari umat ini sebagaimana yang disebutkan dalam shahih muslim
dalam sebuah hadis dari abu hurairah disebutkan bahwa rasulullah sallallahu
alaihi wasallah bersabda
”
barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mencegahnya
dengan tangannya; jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika masih
belum mampu juga maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya
iman”
Dengan
ayat dan hadits tersebut sudah cukup
bagi orang yang Allah inginkan kebaikan untuk mengambil tongkat estafet
tersebut tanpa menunggu dan banyak bertanya ataukah berkata: dakwah adalah
pekerjaan para dai saja. Pandangan yang sempit ini telah menyesatkan begitu
banyak orang karena kebodohannya. Dakwah tidak terbatas pada mimbar saja tetapi dakwah harus
kita pahami secara luas dan jangan biarkan defenisi kuno dan klasik tersebut
menggerogoti pemikiran ummat islam.
Maka
orang yang masih menganut defenisi kuno dan klasik tersebut secara tersurat
dapat dipahami bahwa mereka orang yang egois atau binafsi-nafsi serta tidak ada amalan kebaikannya melainnya amalan
khususnya semata, karena tidaklah memberikan nasihat kepada seseorang melainkan
itu adalah dakwah.
Setelah
kita keluar dari defenisi kuno nan klasik lantas apakah yang dimaksud dakwah yang sebenarnya ?
Dakwah, secara etimologis adalah undangan atau
seruan, sedangkan secara syar’i, adalah seruan kepada orang lain agar melakukan
kemakrufan dan mencegah dari kemungkaran, atau juga bisa didefinisikan dengan
usaha untuk mengubah keadaan yang rusak, dan tidak Islami, menjadi baik sesuai
dengan Islam.
Kedua pengertian di atas diambil dari nas hadits,
sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi SAW.:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ»
“Siapa saja di antara kalian yang melihat
kemungkaran, hendaklah merubahnya dengan tangannya dan jika dia tidak mampu,
hendaknya mengubahnya dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu, hendaknya
mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya
iman.” (H.r. Ahmad, Muslim, Abû Dâwûd, at-Tirmidzi,
an-Nasâ’i, Ibn Mâjah dari Abî Sa’îd al-Khudri).
Jalan dakwah adalah jalannya para nabi
dan rasul serta para salaf Sehingga Jalan dakwah adalah jalan yang mulia dan
mahal. Sesungguhnya itulah jalan surga dan diredhai Allah, itulah jalan Allah.
"Hai Tuhan kami, tetapkanlah tapak-tapak kaki kami di atas jalanMu".
Jalan dakwah juga sangatlah istimewa. Inilah
jalan hidup yang telah dilalui oleh manusia-manusia hebat sekelas para nabi,
para sahabat, para tab’i dan tabi’in. Para Shalafusshaleh dan orang-orang besar
yang namanya terukir dalam sejarah hingga kini. Nama Mereka terukir karena jalan dakwah yang
dilalui. Mereka dikenang karena kesungguhan niat untuk bertahan dijalan ini.
Kemudian dengan sangat bersemangat mereka meregenerasi pejuang dakwah
selanjutnya. Mereka sadar usia kehidupannya tak lama. Usia kesempatan beramal
yang sebentar harus diperlama dengan menghadirkan manusia-manusia dakwah baru.
Dengan hadirnya mereka niscaya
keberlangsungan dakwah dan tentunya amal kebaikan mereka akan selalu ada. Mereka
benar-benar menikmati jalan dakwah. Mereka telah mewakafkan hidupnya untuk
berjuang melalu jalan dakwah yang mulia. Mereka isi hidupnya dengan amalan
dakwah yang menakjubkan. Mereka adalah orang-orang yang merasakan surga dunia
dari aktivitas dakwah yang dilakukannya. Wajahnya bercahaya, kata-katanya
menghadirkan rasa takwa yang menggelora, semangatnya menerangi kegersangan hati
dari orang-orang sekelilingnya. Begitulah pejuang dakwah , mereka benar-benar
menikmati jalan dakwah ini. Mereka hadirkan sensasi pembelajaran yang
mencengangkan sejarah.
Jika kemuliaan para nabi dan para rasul dicirikan
oleh risalah yang diembannya, lalu bagaimana kedudukan umat mereka yang
meneruskan aktivitas mereka yang mulia itu, yakni mengemban dakwah? Allah SWT
berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
“Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Qs.
Fushshilat [41]: 33).
Di samping itu, banyak dorongan sekaligus pujian
dari Allah dan Rasul-Nya yang ditujukan kepada para pengemban dakwah dan
penyampai hidayah Allah. Rasulullah SAW, misalnya, bersabda, sebagaimana
dituturkan Abu Hurairah:
“Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah, maka
ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka.” [HR. Muslim].
Sabda Rasul di
atas sangat dipahami benar oleh para sahabat beliau. Karena itu, wajar jika
mereka adalah orang-orang yang tidak pernah mengenal lelah dalam menyampaikan
risalah Islam; meskipun mereka harus mengorbankan sebagian besar waktu, tenaga,
pikiran, harta-benda, keluarga, bahkan nyawa sekalipun. Mereka adalah
orang-orang yang senantiasa menjadikan dakwah sebagai poros hidup mereka,
bahkan yang menentukan ‘hidup-mati’ mereka. Maka apakah kita mau untuk
mengambil jalan tersebut sebagai karir kemuliaan bagi kita ?
Description: mulia dengan dakwah
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: mulia dengan dakwah
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: mulia dengan dakwah
Tidak ada komentar: