H.
PEMBAHASAN
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat
terlarut dengan sejumlah tertentu pelarut atau larutan pada suhu tertentu. Hasil
kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion
penyusunnya, yang masing-masing dipangkatkan dengan koefesien stoikiometrinya.
Kelarutan sangat bergantung pada jenis zat terlarut, karena pada dasarnya ada
zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Disamping itu suhu juga
sangat bergantung pada kelarutan, karena semakin besar suhunya maka kelarutan
zat akan mudah larut. Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang
sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut (endapan
yang terbentuk) dengn ion-ion zat itu yang larut. Adapun prinsip dasar dari
percobaan ini adalah hasil kali kelarutan (Ksp) dan pengendapan. Sedangkan
prinsip kerjanya yaitu mengukur volume larutan, pencampuran, serta pemanasan.
Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu
untuk menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut dan menghitug
panas kelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat kebergantungan Ksp
pada suhu. Panas kelarutan merupakan panas yang menyertai proses penambahan
sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan
tetap. Dalam percobaan ini digunakan larutan Pb(NO3)2
sebagai penyedia ion Pb2+ dan larutan KCl sebagai penyedia ion Cl-.
Setelah dilakukan percobaan, ternyata
endapan PbCl2 belum terbentuk saat volume 0,25 mL dan 0,50 mL.
Sedangkan pada larutan dengan penambahan KCl 1,0 mL dengan volume 0,65 mL dan
0,75 mL yang ditandai dengan larutan keruh dan terbentuk endapan PbCl2 yang
berwarna putih. Terbentuknya endapan disebabkan karena kemampuan pelarut telah
maksimal melarutkan atau mengionkan zat terlarut sehingga kelebihan sedikit zat
terlarut akan menyebabkan terjadinya endapan ini bergantung pada konsentrasi
zat-zat terlarut dalam larutan, semakin besar konsentrasi ion Cl-
maka larutan akan mengalami pengendapan lebih cepat daripada larutan dengan
konsentrasi ion Cl- yang lebih rendah.
Percobaan selanjutnya dengan penambahan
KCl 1,0 mL dengan volume yang berbeda-beda yaitu 0,75 mL, 1,00 mL, 1,25 mL1,50
mL, dan 1,75 mL. Untuk menentukan hubungan antara kelarutan dengan suhu maka
endapan PbCl2 dipanaskan untuk mengetahui suhu dimana endapan larut
sempurna. Semakin besar konsentrasi KCl yang ditambahkan maka semakin banyak
pula endapan yang terbentuk sehingga semakin banyak atau semakin tinggi
temperatur yang dibutuhkan untuk melarutkan endapan PbCl2 secara
sempurna. Jadi banyaknya endapan yang terbentuk berbanding lurus dengan suhu.
Berdasarkan hasil perhitungan maka
diperoleh nilai Ksp berturut-turut dari
tabung I sampai tabung VII yaitu 8,7x10-4M3, 9,8x10-4M3,
1,1x10-4M3, 17,3x10-4 M3, 24,0x10-4M3,
30,6x10-4 M3, 37,3x10-4 M3.
Sedangkan panas kelarutan PbCl2 yaitu 3,01x10-2 M3,
8,48x10-2 M3, 4,32x10-4 M3, 9,18x10-2
M3, dan 9,79x10-4 M3. Pada grafik hubungan ln
Ksp terhadap 1/T diperoleh garis lurus yang memenuhi persamaan y= -4143x +
5,568 dari nilai Ksp persamaan tersebut yang dihubungkan dengan persamaan -
diperoleh nilai panas kelarutan dari PbCl2
(
H) sebesar 34,446 J/mol. Dari nilai
H tersebut dapat
dihitung Ksp PbCl2 secara
praktek yatu sebesar 3,11x10-4. Hal ini tidak sesuai dengan tetapan
Ksp PbCl2 yaitu 2,4x10-4. Dimana % rendemen yang
diperoleh berdasarkan grafik yaitu 99,9%.
I.
KESIMPULAN
Dari hasil percoban dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Besar
kelarutan saat larutan tepat jenuh dengan penambahan 0,65 mL KCl 0,1M pada suhu
29,5 0C yaitu sebesar 1,2996x10-2
2.
Untuk
kelarutan PbCl2 diperoleh S329 K= 0,0651 M, S347K=
0,0641 M, S357K=0,059 M, S358K= 0,057 M dan S365K=
0,055.
3.
Semakin
tinggi suhu larutan maka nilai Ksp semakin besar, dan menyebabkan besar
kelarutan juga semakin besar.
J.
SARAN
1.
Untuk
praktikan, diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar benar teliti dalam
penambahan KCl dan harus diperhatikan bahwa pada saat pemanasan endapan harus
larut semua dari warna larutan tak berwarna.
2.
Untuk
laboran, agar menyediakan larutan atau bahan agar praktikum berjalan dengan
lancar.
3.
Untuk
asisten, agar lebih membimbing praktikannya agar tidak terjadi kesalahan pada
saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin
Helmi, dkk. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia Cumini Merr. Jurnal Sains Teknologi. Vol 11, No 2.
Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas.
Chang
Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta:
Erlangga
Hernama,
dkk. 2010. Penyerapan Seng (Zn) dan Timbal (Pb) dari Ransum Domba yang
Mengandung Zn-Filtrat dan Pb-Asetat. Jurnal
Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik. Vol12, No 3. Fakultas Peternakan UNPAD
Nafie,
dkk. 2010. Bioasorpsi Ion Logam Pb (II) Dengan Menggunakan Biomassa Lamun
Thalissa Hemprichii yang Terdapat Dipulau Barrang Lompo. Jurnal Marina Chemica Acta. Vol 11, No 1. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Unhas. Makassar
Svehla.
1985. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka
Tim
Dosen Kimia Fisika II. 2014. Penuntun
Praktikum Kimia Fisik II. Makassar: FMIPA UNM
JAWABAN PERTANYAAN
1.
Reaksi PbCl2 Pb2+ + 2Cl-
bersifat endotermik
2. Pada
suhu 25oC = 1.6 x 10-5
(menurut literatur)
y = -1888x – 0.378
=
=
= - 6.344 – 0.378
= - 6.722
Ksp = e-6.722 = 1.204 x 10-3
Nilai Ksp menurut
literatur berbeda dengan nilai Ksp dari hasil percobaan, hal ini disebabkan
karena perbedaan tingkat kenaikan suhu yang diperoleh tidak konstan.
Description: kelarutan
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: kelarutan
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: kelarutan
Tidak ada komentar: