Jumat, 13 Februari 2015

Unknown 06.10


­



H.      PEMBAHASAN
       Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut dengan sejumlah tertentu pelarut atau larutan pada suhu tertentu. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, yang masing-masing dipangkatkan dengan koefesien stoikiometrinya. Kelarutan sangat bergantung pada jenis zat terlarut, karena pada dasarnya ada zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Disamping itu suhu juga sangat bergantung pada kelarutan, karena semakin besar suhunya maka kelarutan zat akan mudah larut. Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut (endapan yang terbentuk) dengn ion-ion zat itu yang larut. Adapun prinsip dasar dari percobaan ini adalah hasil kali kelarutan (Ksp) dan pengendapan. Sedangkan prinsip kerjanya yaitu mengukur volume larutan, pencampuran, serta pemanasan.
       Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu untuk menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut dan menghitug panas kelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat kebergantungan Ksp pada suhu. Panas kelarutan merupakan panas yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Dalam percobaan ini digunakan larutan Pb(NO3)2 sebagai penyedia ion Pb2+ dan larutan KCl sebagai penyedia ion Cl-.
       Setelah dilakukan percobaan, ternyata endapan PbCl2 belum terbentuk saat volume 0,25 mL dan 0,50 mL. Sedangkan pada larutan dengan penambahan KCl 1,0 mL dengan volume 0,65 mL dan 0,75 mL yang ditandai dengan larutan keruh dan terbentuk endapan PbCl2 yang berwarna putih. Terbentuknya endapan disebabkan karena kemampuan pelarut telah maksimal melarutkan atau mengionkan zat terlarut sehingga kelebihan sedikit zat terlarut akan menyebabkan terjadinya endapan ini bergantung pada konsentrasi zat-zat terlarut dalam larutan, semakin besar konsentrasi ion Cl- maka larutan akan mengalami pengendapan lebih cepat daripada larutan dengan konsentrasi ion Cl- yang lebih rendah.
       Percobaan selanjutnya dengan penambahan KCl 1,0 mL dengan volume yang berbeda-beda yaitu 0,75 mL, 1,00 mL, 1,25 mL1,50 mL, dan 1,75 mL. Untuk menentukan hubungan antara kelarutan dengan suhu maka endapan PbCl2 dipanaskan untuk mengetahui suhu dimana endapan larut sempurna. Semakin besar konsentrasi KCl yang ditambahkan maka semakin banyak pula endapan yang terbentuk sehingga semakin banyak atau semakin tinggi temperatur yang dibutuhkan untuk melarutkan endapan PbCl2 secara sempurna. Jadi banyaknya endapan yang terbentuk berbanding lurus dengan suhu.
       Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh nilai Ksp  berturut-turut dari tabung I sampai tabung VII yaitu 8,7x10-4M3, 9,8x10-4M3, 1,1x10-4M3, 17,3x10-4 M3, 24,0x10-4M3, 30,6x10-4 M3, 37,3x10-4 M3. Sedangkan panas kelarutan PbCl2 yaitu 3,01x10-2 M3, 8,48x10-2 M3, 4,32x10-4 M3, 9,18x10-2 M3, dan 9,79x10-4 M3. Pada grafik hubungan ln Ksp terhadap 1/T diperoleh garis lurus yang memenuhi persamaan y= -4143x + 5,568 dari nilai Ksp persamaan tersebut yang dihubungkan dengan persamaan -  diperoleh nilai panas kelarutan dari PbCl2 ( H) sebesar 34,446 J/mol. Dari nilai H tersebut dapat dihitung Ksp PbCl2 secara praktek yatu sebesar 3,11x10-4. Hal ini tidak sesuai dengan tetapan Ksp PbCl2 yaitu 2,4x10-4. Dimana % rendemen yang diperoleh berdasarkan grafik yaitu 99,9%.

I.         KESIMPULAN
       Dari hasil percoban dapat disimpulkan bahwa:
1.        Besar kelarutan saat larutan tepat jenuh dengan penambahan 0,65 mL KCl 0,1M pada suhu 29,5 0C yaitu sebesar 1,2996x10-2
2.        Untuk kelarutan PbCl2 diperoleh S329 K= 0,0651 M, S347K= 0,0641 M, S357K=0,059 M, S358K= 0,057 M dan S365K= 0,055.
3.        Semakin tinggi suhu larutan maka nilai Ksp semakin besar, dan menyebabkan besar kelarutan juga semakin besar.

J.         SARAN
1.        Untuk praktikan, diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar benar teliti dalam penambahan KCl dan harus diperhatikan bahwa pada saat pemanasan endapan harus larut semua dari warna larutan tak berwarna.
2.        Untuk laboran, agar menyediakan larutan atau bahan agar praktikum berjalan dengan lancar.
3.        Untuk asisten, agar lebih membimbing praktikannya agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum berlangsung.



















DAFTAR PUSTAKA
Arifin Helmi, dkk. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia Cumini Merr. Jurnal Sains Teknologi. Vol 11, No 2. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas.

Chang Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Hernama, dkk. 2010. Penyerapan Seng (Zn) dan Timbal (Pb) dari Ransum Domba yang Mengandung Zn-Filtrat dan Pb-Asetat. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik. Vol12, No 3. Fakultas Peternakan UNPAD

Nafie, dkk. 2010. Bioasorpsi Ion Logam Pb (II) Dengan Menggunakan Biomassa Lamun Thalissa Hemprichii yang Terdapat Dipulau Barrang Lompo. Jurnal Marina Chemica Acta. Vol 11, No 1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unhas. Makassar

Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka

Tim Dosen Kimia Fisika II. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Makassar: FMIPA UNM









JAWABAN PERTANYAAN

1.      Reaksi PbCl2               Pb2+ + 2Cl- bersifat endotermik
2.      Pada suhu  25oC = 1.6 x 10-5 (menurut literatur)
y = -1888x – 0.378
            =
=
= - 6.344 – 0.378
= - 6.722
Ksp = e-6.722 = 1.204 x 10-3
            Nilai Ksp menurut literatur berbeda dengan nilai Ksp dari hasil percobaan, hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat kenaikan suhu yang diperoleh tidak konstan.



Description: kelarutan
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: kelarutan

Tidak ada komentar: